Translate Language of :
Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch

HILANGNYA BUDAYA MAJAPAHIT


     Kalau di Jawa Timur ada Catatan Buku "Sejarah Kadiri" yang terkenal dengan Buku Tan Koen Swie dimana sempat dilarang di Era Orde Baru 1965-2005. Dibuku ini jelas ditulis bagaiman Islam Menumpas Adat Majapahit, disebutkan Lontar, Kitab, Tuisan Budha di bakar. Penduduk yang bukan islam lari ke gunung-gunung, ini terbukti Gunung Bromo yang jaman dahulu sulit di jangkau, masa kini masih bisa dilihat Adat Budayanya.

Penulis pertama ke Bromo 1970 dengan Mengikuti Bhayangkara Motor Tour, sebelum Tour mengadakan Orientasi Lapangan terlebih dahulu, Karena tidak tahu medan, jam 19.00 kehabisan Bensin ditempat sepi di Daerah Bromo, kemudian berjalan terus naik, hingga menemukan Rumah, karena lelah penulis tertidur di emper Rumah. Pagi hari terbangun, sangat terkejut, Motor Yamaha Twin Jet 1966, sudah berada dihalaman rumah, masih terlihat Motor itu dipikul batang bambu. Penduduk berkumpul memberikan makanan. Minuman hangat dll. Tak beberapa lama beberapa penduduk datang dari bawah menjinjing Toples besar tempat jajan di pundaknya berisi Bensin. Demikian Jujur nya penduduk, dan gotong royong nya mereka menolong pendatang yang kesusahan. Ketika diberi Uang mereka menolak, hal ini mirip perkampungan desa di Bali yang Sisa Sisa Majapahit. Ketika Bhayangkara Tour Penulis sudah menguasai Medan, Tour ini dimuat Majalah Liberty. Jadi ada Bukti Tulisan Tan Koen Swie bahwa penduduk yang tidak mau masuk islam lari ke gunung-gunung. dan Memang ada yaitu di Bromo, belakangan di temukan sekitar daerah ini "MADAKARIPURA" rumah Gajahmada terakhir / Kari. Melongok ke Jawa Barat, disini benar benar tumpas, Candi peninggalan Ludes, hanya satu yaitu Candi Cangkuang oleh Pemerintah di pugar, terletak di tengah Kolam Panjalu. Tidak ada catatan seperti Tan Koen Swie. Juga Sumatra tidak ada catatan, Bagaimana Budaya Majapahit punah, sampai Pegunungan Sumatra tidak ada budaya "Nyuguh, Odalan, Caru" ada  adat potong kerbau untuk pemakaman tapi tidak selengkap di Bali, Hanya Bali masih lengkap adat nya Turun temurun, Bromo karena pelarian, tidak ada Ahli Banten, Muput dll jadi kalah dengan Bali yang Lestari Kerajaanya / Puri-Purinya. Bukti Buku Tan Koen Swie : 1965 dimana Orang tidak ke Masjit, baik Daerah Kediri dan jawa serta Nusantara umumnya, di Tumpas sampai ke akar akarnya ,Dituduh Tidak ber Tuhan / Komunis,  belakangan diketahui: Untuk Menjatuhkan Bung Karno Pendiri R.I dan Penggali Pancasila [di TV] , Pengikutnya harus ditumpas dulu mumpung belum siap. Waktu itu Pengikut Bung Karno sangat kuat bisa berontak bila Bung Karno ditangkap. 1965-1966 Setelah Orang yang tidak Sembahyang ke Masjit, mudah dilihat waktu itu, ditumpas habis barulah Bung Karno diturunkan 1967.

     Jadi tidak ada yang Protes. Penumpasan ini sangat sesuai tulisan Tan Koen Swie tentang penumpasan Majapahit. Terbukti: Klenteng, dan Apapun budaya Cina termasuk Tulisannya di Larang, Buku-Buku Buda / Klenteng Tulisan Cina di bakar bahkan Klenteng Demak dihancurkan di Bolduser sekarang jadi perempatan Jalan Raya, tidak ada bekasnya.Padahal itu Leluhur bukan Agama.Hingga Pedesaan yang ada hanya Masjit dan Pesantren, Ijin Agama selain islam dipersulit contoh Gereja, yang sudah ada sejak Zaman Belanda di Bakar, dihancurkan. Adat budaya Kejawen di berantas, Punden-Punden Desa di Hancurkan. Sampai detik ini itu Saptodarmo Jokja dihancurkan, Orang Jawa tidak Boleh Terima Wahyu pada di Tangkap, Ustad Roi di Malang Solat berbahasa Indonesia juga di Tangkap padahal ada Sumpah Pemuda Berbahasa Satu Bahasa Indonesia. MUI gencar membuat Fatwa Sesat, Fatwa Halal dan Haram {siaran TV] Fatwa Halal diakui menghasilkan 1 Milyard / Bulan jadi Perusahaan beli Fatwa Halal bahkan jadi Rebutan mau diambil alih Depag, Mui wawancara di TV, menjelaskan hasilnya 1 milyard / bulan hingga mau diambil alih, dan MUI kehilangan penghasilan [Berita TV], Seolah Negara kita sudah Jadi Negara Islam, semua yang berbau non islam diberantas. Ajinomoto Bumbu masak pernah dihebohkan mengandung Babi, Seolah Orang harus suci tidak boleh makan yang Haram, akhirnya makanan harus punya Lebel Halal yang ngurusnya pakai Duit [Siaran TV sampai ada Sertipikat Palsu] Mau jadi apa Negara ini, Dengan banyak Bencana mudah mudah an Berita Unjuk gigi Islam sedikit kendor, Apalagi berita Teroris Para Emir Arab banyak nyumbang Pesantren dan Teroris, kini TV disibuk kan Bencana Alam "Lindu Pengpitu sedino" kata Sabdopalon [Tertulis] Pada saat Bencana MUI rupanya istirahat cari Orang Sesat. oh ya, Bulan Puasa lalu sempat ada Pertunjukan Spektakuler di TV ; Warung Makanan dilarang buka , padahal di Arab saja tidak ada larangan, jadi Mereka Mereka merasa hidup di Arab Era Perang Salib  500-700 tahun silam, dimana Para Pahlawan Penumpas Kristen berdatangan ke Majapahit, dan Berhasil juga Menumpas Majapahit. Akhirnya Untung datang Belanda yang Kristen menguasai 350 tahun dengan melindungi Candi dan memperbolehkan Kitab Tan Koen Swie terbit. Pura Majapahit Trowulan sempat membuat Acara Pertamakalinya sejak 500 tahun keruntuhan Majapahit. Mengadakan Upacara dimana Seorang Pendeta Mirip Relip Candi, Rambut digelung, berjenggot membunyikan Bajra, dialah Ida Pedanda Made Gunung dari Blahbatuh, dimana Pura Blahbatuh Tempat berstananya Ibu Nusantara Mahendradata yang dimanivestasikan DURGA, apakah ini kebetulan, tapi semua ini sudah diprogram Leluhur. Lebih mengejutkan lagi Ida Pedanda Basuki {ketua PHDI Badung} dengan "Me Ketu / Mahkota} sangat mirip Pratima Pura Majapahit Mpu Bharadah, memegang Trisula dan Kendi posisi Berdiri dan bermahkota mirip Ida Pedanda Basuki mungkin ini Kebetulan. Prof. DR. Narendra Rambut di gelung berbadan kurus ini mirip Relip Candi Bubuk Sah Gagang Aking ada Pendeta Buda Kurus rambut di gelung atau di Bali dikenal Mpu Kuturan.

     Semua ini memang pemandangan Aneh Di Trowulan yang 500 tahun sejak Prabu Brawijaya masuk Islam tidak ada pemandangan semacam ini. Juga Barongsai dengan suara Tambur Gemuruh menari di Tepi Segaran. Pertama sejak 500 tahun, Patung Barongsai sejak 666 tahu silam manghiasi Pintu Meru Brahma Wisesa di Besakih, dan Barongsai Pura Majapahit pun Pertama kali masuk ke Pelinggih Brahma Wisesa  mengiring Pratima Ratu Mas Permaisuri Brahma Wisesa untuk dilinggihkan beberapa jam pada 1-1-2009 yang lalu. "Berkatalah benar kalau memang benar" Kiyai, Ustad, Tokoh Agama Islam dalam piadato manis nya di TV. Tapi di TV juga banyak debat menang sendiri, pembenaran diri dari pihak Islam sampai menghina Tokoh Agama Kristen "Silahkan anda buat Fatwa" ya jelas orang Kristen tidak bisa buat Fatwa kan tidak punya MUI? [debat di TV One], Pemandangan menggelikan, Arogan Arab dipertontonkan di Bumi Nusantara yang konon sudah di bawah Adat Arab perang Salib 600 tahun yang lalu, Jadi sebetulnya Pura Majapahit pun ber Hak mempublikasikan Adat Majapahit 600 tahun yang lalu seperti tertulis di Kitab Negarakertagama, dimana kita Adil Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi dengan Upacara Srada untuk Ibu, yang di Ulangi Pura Majapahit Trowulan Masa Kini, bukan malah di Tutup ditempeli Pengumuman : DILARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPUN peraturan di Arab 600 tahun yang lalu saat Perang Salib. Inilah ironis nya Negara yang konon Pancasila dan Pencipta nya Mati dalam Tahanan Negara Pancasila ya itu Bung Karno, Jadi sebetulnya Pancasila dianggap tidak ada, Tapi simbol nya masih digantung di Kantor-Kantor Pemerintah bahkan di Gedung DPR / MPR ironis.Belum ada laporan apakah Kantor MUI masih memasang simbol Pancasila, juga Masjit-Masjit, Pesantren dan tempat tempat kegiatan Islam lainnya. (Mangku Nokoprawiro Putra Ustad sedang keliling jawa menyelidiki, hasilnya kita tunggu) Maka Hilanglah Budaya Majapahit yang Adiluhung.

My Blog List

Text Widget

Text Widget