Translate Language of :
Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch

HYANG SURYA DAN WULANDARI GUSDUR TERIMA PIN SOEKARNO


Soekmawati Soekarnopoetri sambil tersenyum dan entah apa yang dikatakan menyematkan PIN SOEKARNO kedada kiri baju Jas Sri Wilatikta Brahmaraja XI.

Gambar Khas Kepala Bung Karno menoleh ke Kanan yang menjadi Simbol The Sukarno Center dan Zaman Dahulu 1960-1965 juga dipakai Gambar Perangko Republik Indonesia dan terbuat dari Emas 23 karat kelihatan bersinar terang terkena pantulan lampu sorot ketika bertengger di kerah kiri Jas Hitam bergaris garis Vertikal yang dikenakan Raja Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI yang baru saja Meng Abiseka Rektor Universitas Mahendradata Gusti Arya Wedakarna menjadi "Sri Wlatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I  Raja majapahit Bali" 1-1-2010.Didepan Pelinggih Brahmaraja Wisesa dan Permaisurinya Ratu Mas yang ada didalam Pura Besakih Bali yang sudah ada sejak  Enam Ratus Enam Puluh Enam tahun yang lalu.[Zaman Majapahit Tri Bhuwana Tungga Dewi]

Sebelumnya secara Serius Juga Putri Bung Karno ini menyematkan Simbol Pendiri Republik Indonesia dan Penggali Pancasila ini ke Dada Wulandari Wahid  Putri Gus Dur Bapak Prularisme Indonesia yang masih Gadis dan jarang Tampil didepan Umum.

Begitu bersalaman dengan Sukmawati yang baru menyematkan PIN di Dadanya Pria yang akrab dipanggil Hyang Surya ini sambil senyum lebar berkata, "Iyo Lek Undangan Tak Gawe Terus...." yang sebelumnya Sukma atau Roh Bung Karno ini juga sempat tertawa dan berkata, ".......Iki Gambare Bapak....di Gawe Lho....." ke duanya kelihatan Akrab karena sering nya bertemu dalam berbagai Acara bahkan Tanda Tangan ke Dua nya bersatu dalam Prasasti Peresmian Ganesa Tertinggi di Dunia di Singaraja Tempat Nenek nya / Ibu Bung Karno di Lahirkan dan yang aneh sampai saat ini Brahmaraja XI belum pernah mengunjungi Rumah Roh atau Sukma Bung Karno ini di Jakarta " Lek ndek Blitar kan Tonggo mik Sebrang Dalan...." ucap Hyang Suryo logat kental Jawa Timuran khas Blitar yang dijawab Sukma "Iku Lak Biyen...." ,

Demikianlah Peng Anugrahan Simbol Bung Karno dalam Acara  DIES NATALIS UNUVERSITAS MAHENDRADATA KE 47  17-1-1963 [didirikan Bung Karno]  17-1-2010 di Hotel Patra Jasa Kuta Bali jam 18 WITA 16 Januari 2010 yang dihadiri Gubernur Bali, Rektor berbagai Universitas, Delegasi World Hindu Youth Organization, Tokoh Tokoh Pendidikan, Mahasiswa, Mahasiswi, Teruna Teruni Bali, Putra Putri Kampus juga Organisasi Pemuda diantaranya Forum Kebangkitan Siva-Buda yang langsung dipimpin  Ketuanya GRP Prawirodipoero sambil Berbusana Adat Pemangkoe Djagad Lengkap Saput Bima / Bratasena warna Poleng yang juga sibuk sebagai Kepala Sekuriti Keamanan Setiap Acara yang dihadiri Brahmaraja XI juga Pengawal yang lain Berbusana Khas dengan Rompi Anti Peluru Ilmiah dan Gaib berwarna Hitam berlogo "Puri Surya Majapahit Trowulan" dan Rata rata jago Silat Tenaga Dalam / Lwe Kang Macan Putih / Siao Lien Ze / Pai Hauw Zen / Pis Kepeng , yang mengalami Ujian Akhir di Kubur selama 3 hari kalau kuat diteruskan 7 hari bila perlu 40 hari seperti Jesus  yang juga bertapa Tidak makan dan Minum Selama 40 hari 40 malam bahkan di Goda Iblis 3 X dan berhasil Mokswa Naik Ke Surga dengan badan Kasar nya setelah hari ke 3 dan Bangkit dari Kematian, Para Pengawal Brahmaraja juga di Gembleng Ilmu mirip mengikuti Jejak Jesus Tapi ber Tapa Pendem bukan di Puncak Gunung ini sebagai Simbul Kematian menemui Dewa Yamadipati atau Malaikat Jibril kemudian Hidup Kembali. "Mati sak Jroning Urip" Sama seperti menjadi Pendeta Hindu yang harus mengalami Mati dan Lahir kembali Upacaranya yang juga termasuk Ilmu "Sangkan Paraning Dumadi Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu" Warisan Empu Daha agar Jiwa nya Tidak Bimbang melihat Dunia yang penuh Dosa dan Rekayasa tanpa memperdulikan Karmapala ini hingga Alam mulai Murka.
[ Serat Sabdopalon Nayagenggong Mokswa Ring Girilaya Jonggringsaloka]

Acara Pemotongan Tumpeng Dies Natalis Universitas Mahendradata Oleh Gusti Ayu Suwitry Suyasa  Penglingsir dan Dewan Pendiri Universitas Mahendradata yang juga Ibunda Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I  Raja majapahit Bali untuk Penampilan Tingkat Dunia dan Tumpeng di Bagikan kepada Gubernur Bali, Kopertis Wilayah VIII, Ibu Sukmawati Sukarno, Nona Inayah Wahid dan Sri Wilatikta Brahmaraja XI diteruskan Peng Anugrahan Rekord MURI kepada DOKTOR Wanita Termuda di Dunia dalam Ilmu Pemerintahan Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi  WS, SE, MM yang berusia 27 Tahun yang juga Adik Kandung Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kapakisan I , Piagam Musium Rekord Indonesia ini diserahkan  Mr. Paulus Pangka SH Manager MURI dan Rektor Universitas Satyagama Jakarta Prof DR Ir Soenardjo Wirjoprawiro M Si yang memberi Gelar DOKTOR Wanita Termuda di Dunia dalam Ilmu Pemerintahan juga ikut mendapat Piagam MURI, Sang Prof  DR  Ir. berambut Putih ini sempat berkata kepada Brahmaraja XI yang dikaguminya yang kebetulan duduk bersebelahan bahwa Ini memang keluarga Briliant maksudnya Keluarga Sang Rektor Termuda di Dunia yang kakak dan  Adik mendapat Predikat DOKTOR Termuda di Dunia dalam Usia 27 tahun " Ini ada Orang Bali Wanita asal Jembrana juga Calon Doktor tapi Usianya kalah sama Ayu Werdhi.." ucap Sang Rektor Tertua di Indonesia sambil wajahnya Sumringah bahagia menutupi Ketuaannya melihat Generasi Muda Penerusnya sudah bermunculan dan sangat Setuju Pemuda Wedakarna menyandang Gelar "Sri Wilatikta" untuk mewakli Bali ditingkat Dunia karena masih Muda dan Gairah Kerjanya ber Api Api "Maklum Darah Muda...Tapi Briliant jadi tidak ngawur..."".imbuh Sang Rektor Sepuh tapi masih Energik ini kepada Brahmaraja XI yang ditanggapi Pria Tua berwajah muda karena masih Bujangan ini sambil manggut manggut serius seolah menghadapi Orang Tuanya sendiri yang mengaggumi dirinya yang dianggap masih muda juga seperti Sri Wilatikta Tegeh Kori dan Adiknya Gusti Ayu Werdhi.Peraih DOKTOR Termuda di Dunia.

Demikanlah Acara langka dimana sempat Bertemu Brahmaraja XI dengan 2 Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yang ber Aliran Sama yaitu Bung Karno Penggali Pancasila dan Gus Dur Pelaksana Pancasila kesemuanya Orang jawa Timur, Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Suryo Orang Blitar yang Tempat Kelahirannya di Gebang Lor adalah sebrang Rumah Bu Wardoyo yang Tempat Tinggal Bung Karno yang tinggal di Trowulan dan lebih sering di Bali sedang Gusdur Kelahiran Jombang, Dimana Wulandari Wahid Gadis Jombang yang sering berada di Jakarta dan Sukmawati Wanita Blitar yang juga berada di Jakarta ini tampak santai ngobrol ngobrol dengan Hyang Suryo Pria Lajang berambut Panjang Pe Mraktek Pancasila yang Sukses dan  cukup di Perhitungkan Para Anti Pancasila yang ingin merubah menjadi Sariat Islam sesuai Quran dan Hadist Tatanan di Indonesia yang Dasar Negara nya Pancasila Galian Bung Karno dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular Zaman majapahit sejak dilahirkannya 17-8-1945 yang banyak dirong rong Pemberontakan Islam seperti Darul Islam, [DI] Tentara Islam Indonesia [TII], PERMESTA dll, dimana akhirnya Sang Penggali Pancasila ini Berhasil Di Tumpas 1965-1966 Para Pengikutnya dengan tuduhan Komunis Tidak ber Tuhan  kemudian 1967 setelah tidak ada Pendukung nya karena Jutaan Orang Pecintanya di Tumpas sampai Akar Akarnya, Sang Presiden Pendiri Republik Indonesia di Tuduh Terlibat G 30 S PKI yang meng Kup Dirinya Sendiri dan dipaksa menanda Tangani Surat Perintah 11 Maret [SUPERSEMAR] serta kemudian di Tahan 1967 dan Tewas dalam setatus Tahanan Republik Indonesia yang didirikannya 1970, Juga Ajaran dan Buku Buku Bung Karno dilarang dibaca dan dimusnakan sejak Bliau di Jatuhkan, Barulah di Era Presiden Gus Dur 1999 dan 2000 Kembali Kebebasan Bagi rakyat Indonesia di laksanakan sesuai Pancasila Tapi Bapak Demokrasi dan Prularisme ini 2001 di Turunkan Oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat [MPR] yang di Ketuai Prof DR Amin Rais The Man Of The Year 2001 atau Manusia Terpandai Bidang Parlemen dan Politik se Dunia waktu itu dimana Indonesia Negara Terbesar di Asia Tenggara dibuat jadi Kerupuk Renyah, yang menjadi Negara Dagelan yang sangat mengherankan Dunia, dimana Bangsa kita memang Terhebat di Dunia Otak nya untuk merekayasa Hukum, Parlemen maupun menjatuhkan Presiden yang menjadi Tontonan Dunia, Memang Bangsa sisa sisa Manusia Peradapan Atlantis yang Hilang ini sangat Super Otaknya dimana bila digunakan Membela Tanah Air juga Hebat seperti Bung Karno dan Gus Dur, Tapi Kepandaian itu digunakan Menghancurkan Bangsa dan Negara hingga jadi Budak Zaman Jahilliyah 1500 tahun yang lalu ini juga bisa karena Otak nya di isi  Ajaran Dajjal [Istilah Islam] atau Lusiver [Istilah Kristen] yang di Import ke Negeri ini dan di Tanamkan ke Otak Bangsa ini.Seperti kita lihat sekarang ini Semua Adat dan Aturan Negeri ini Bakal di Haram kan oleh Akal Akalan Otak Bangsa sendiri untuk menghancurkan Tatanan Maju Global agar kembali mundur kejaman Arab 1500 tahun yang lalu Padahal kita malah lebih Hebat dari Arab yang malah waktu itu bisa Bikin Borobudur 700 M dan Masa Perang Penumpasan Genosida Kristen Jesus yang dianggap Kafir di Timur Tengah oleh Islam kita Zaman majapahit Persatuan Nusantara dan Gemah Ripah Loh Jinawi Aman Tentrem Kerta raharja.Dimana Majapahit 1478 sehabis Perang salib dan rakyat nya yang Jujur akhirnya pun Kalah di Kibuli Aliran Arab Dajjal yang sukses menumpas Ajaran Jesus yang jujur "Bila di Tempeleng Pipi Kirimu berikan yang Kanan" dan "Ampunilah kesalahan Kami seperti Kamipun mengampuni Orang yang bersalah kepada Kami" ya Tumpes kalau begini Demikian pun Majapahit yang selalu percaya Karmapala dan Ngalah ikut Tumpes karena selalu berharap Karma tidak mau berjuang seperti Bung Karno ya tumpes jadi bangsa Budak  hingga kini.

Hingga Praktis Seiring Kajatuhan Gus Dur Kebebabasan kembali Terpasung islam dan Orang Anti Gus Dur  melarang kegiatan dalam bentuk apapun Praktek Praktek Pancasila atas nama Islam, Penghancuran Aliran Kepercayaan, Majelis ulama Indonesia malah Unjuk Gigi ' Menyesat kan banyak Aliran Kepercayaan, Meng Haram [Lokal] Halalkan [Arab] sampai makanan, Film, Salon Kecantikan, Dll yang jadi Tontonan TV sehari harian, Itu Perusakan Gereja, Kampus Kristen, Brutalisme merajalela dll dst dsb, Hingga Tewas nya Gus Dur 30-12-2009 yang membangunkan Orang dari Tidur Mimpi nya seolah lagi menari nari di Padang pasir TV kembali menampilkan Gus Duur "Majelis Ulama itu mana tahu ? yang dibaca cuma Quran..." yang anti Gus Dur pun tak kalah sengit nya "... Sejuta Gus Dur saya tidak Takut.." Teriak Habib Arab dll dst dsb. ditambah lagi Pidato Rektor Universitas Mahendradata " Dengan Todongan Senjata Universitas Marhaen harus diganti namanya..." akhirnya Marhaen diganti Mahendradata sampai Nama Bung Karno pun mau dihapus dari Sejarah.Mana Bisa ? Orang belum Gila semua, masih bisa berpikir lho bener enggak ?.

[ Team  Pandangan Mata Reporter The majapahit Center 20-1-2010]

GUS DUR TERIMA AWARD 2010 DI BALI


Universitas Mahendradata dalam Acara DIES NATALIS ke 47, 17 Januari 1963 - 17 Januari 2010, menganugrahkan UNIVERSITAS MAHENDRADATA AWARD 2010 kepada Mantan Presiden Indonesia IV GUS DUR atau K.H Abdurrahman Wahid juga sekaligus Bapak Pluralisme Indonesia, sebelum acara Para Undangan menunggu diruangan VVIP Hotel Patra  Jasa Bali Kuta Selatan.

Tampak Raja Abhiseka Majapahit Hyang Bhatara Agung Surya Wilatikta Brahmaraja XI sedang ngobrol diapit  2  Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yaitu di sebelah kanan adalah Sukmawati Soekarnoputri dan sebelah kiri Nona [Belum Menikah] Miss.Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang akan Menerima Mahendradata Award 2010 mewakili Bapaknya.

Mereka asyik ngobrol dalam Bahasa Jawa Ngoko (Jawa Timuran pada umumnya), Sebelumnya Brahmaraja XI yang akrab dipanggil Hyang Suryo lagi ngobrol berdua'an dengan Sukmawati tentang Bung Karno, di susul datang Inayah Wulandari Wahid Putri Bungsu Gus Dur yang masih Lajang belum menikah dan langsung duduk disebelah kiri Hyang Surya dari Trowulan yang masih Tetangganya dan Bapaknya Gus Dur memang sering ke Trowulan berdo'a untuk Leluhur nya.

Yang lucu mereka berbahasa Jawa Ngoko "Lho kapan Teko...ko Jombang ?" tanya Hyang Suryo kepada Wulandari Wahid yang dijawab "Tas Ae....." Pria berambut se Bahu yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI lalu berkata "Ooo, tak pikir wis wingi nginep nang mbali..." yang dijawab sambil senyum "Enggak.. enggak...Tas ae Teko..."

Demikianlah dialek Jawa Timuran antara keduanya diteruskan ngobrol ngalor ngidul juga dengan Sukmawati.

Beberapa saat kemudian  Panitia Penjemputan tiba dan Undangan VIP dipersilahkan menuju tempat Acara Dies Natalis Universitas mahendradata yang berjarak 200 meter dari VIP room Patra Bali, Brahmaraja XI berdampingan berjalan dengan Wulandari Wahid diiringi Sukmawati Soekarnoputri dikawal Para Panitia Acara

Tiba di Ruang Acara semua duduk ditempat yang telah disediakan Panitia dan Acara dibuka Lagu Indonesia Raya 3 Stansa, Pembacaan Pancasila dasar negara diteruskan Pembukaan Undang Undang Dasar. 1945, diakhiri Mengheningkan Cipta untuk Para Pahlawan terutama Pendiri Republik Indonesia Bung Karno dipimpin Ibu Sukmawati Putri Pendiri RI sendiri. Dilanjutkan Peng Anugrahan Musium Record Indonesia [MURI] kepada DOKTOR Wanita Termuda di Indonesia [Dunia ?] Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi WS SE MM [27 tahun] yang Juga Adik Kandung Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali  [Gelar ini di Abhiseka oleh Sri Wilatikta Brahmaraja XI 1-1-2010 di Pura Besakih Bali] yang Juga DOKTOR dan REKTOR termuda di Dunia, Jadi Adik dan kakak memang Menyandang gelar DOKTOR Termuda Ilmu Pemerintahan yang sama. Dan akan memajukan Universitas Mahendradata untuk lebih banyak kerja sama dengan Dunia dalam bidang Pendidikan untuk mencerdaskan Bangsa yang kini banyak masih dibawah Garis ke Tololan dan Kurang nya Cinta pada tanah Air dan Budaya nya, Dimana hanya Bali yang dikenal Dunia karena Rasa Cinta Tanah Air yang tinggi dengan Upacara Upacara Adat majapahit nya yang menarik perhatian Dunia. Serta mengembalikan Ajaran Sukarno yang selama kurun waktu 50 tahun dilupakan akibat dilarangnya Buku Buku Tentang Sukarnoisme yang  banyak memberi pelajaran Tentang  Nasionalisme atau Mencintai Tanah Air yang banyak dilupakan Akibat  Dominasi Ajaran Islam Quran dan Hadist yang bertentangan dengan Adat Budaya pancasila Majapahit yang dianggap Kafir. Dimana Gus Dur yang membebaskan Adat Budaya China yang juga sempat dilarang sejak 1965, Tapi keburu di Turunkan dan mandeg lah cita cita Bapak Pluralisme ini bahkan Partai nya sempat terpecah belah. Hingga setelah Wafat nya Gus Dur Orang bagaikan Terbangun dari Tidur, Betapa Mulia nya Alamarhum yang mendukung Demokrasi dan Pluralisme nya Dimana Ketika Umat Konghucu tidak di beri Surat Kawin oleh Catatan Sipil karena bukan Agama atau dianggap tidak ber Agama, Gus Dur malah rela datang ke Pengadilan membela Umat yang di Diskriminasi oleh Departemen Agama yang tidak mengakui Konghucu sebagai Agama waktu itu Dan Kini Konghucu pun akhirnya diakui sebagai Agama Resmi.

Di Teruskan Acara pemotongan Tumpeng oleh Panitia dan diserahkan kepada  Sukmawati mewakili Bung Karno, Wulandari Wahid mewakili Gus Dus serta Sri Wilatikta Brahmaraja XI mewakili Puri Surya majapahit Trowulan dan Jimbaran Bali, Diteruskan Peng Anugrahan Pin Emas Soekarno Oleh Sukmawati mewakili THE SUKARNO CENTER kepada Wulandari Wahid dan Brahmaraja XI , Gubernur Bali serta Tokoh Tokoh Universitas Mahendradata yang dahulu bernama "MARHAEN" Sukmawati Langsung menyematkan Sendiri Tanpa diwakilkan Pin Emas Simbul The Sukarno Center ke dada Sri Wilatikta Brahmaraja XI " Wah wah wah, tambah Gagah aku nggawe iki...eneeek ae..." ucap Brahmaraja yang disambut Sukma dengan Senyum khas nya " iyo iyo iki simbule Bapak lho...di Gawe...lho.." kemudian Acara Puncak yaitu Penyerahan " UNIVERSITAS  MAHENDRADATA  AWARD  2010 KEPADA GUS DUR" yang di Terima anak nya Inayah Wulandari Wahid dari Rektor Universitas Mahendradata Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I Raja Majapahit Bali, Dalam sambutannya Wulandari mengatakan bahwa Penghargaan ini Gus Dur tidak bisa menyaksikan, Jadi Penghargaan ini untuk yang masih Hidup agar bisa meneruskan Perjuangan Gus Dur yang membuat Setara tiap Warga Negara Indonesia tanpa membedakan SARA [Suku, Ras dan Agama] yang disambut Tepuk tangan para Undangan, Selanjutnya Rektor dan DOKTOR termuda di Dunia Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kapakisan I Raja Majapahit Bali [ Majapahit Muncul Kembali sesuai Ramalan Sabdopalon] juga memberikan Sambutan dimana Prjuangan Bung Karno dan Gusdur adalah sama Pluralisme, Kesamaan dan kebebasan Warga Negara Indonesia ber Agama, dimana Bung Karno pun sudah menggariskan Pancasila sebagai dasar Negara yang belakangan di Hianati dan di Kup, Dimana Universitas Marhaen yang didirikan Bung karno dengan Todongan Senjata harus di rubah namanya, karena Apapun Nama yang berbau Bung Karno mau di Hapus dari sejarah, Tapi mana bisa ? akhirnya jadilah Mahendradata mengganti nama Marhaen yang di haramkan waktu itu karena berbau Ajaran Sukarno, Tanah Universitas yang luas disita dan Universitas di Kerdil kan, tapi kini Universitas Tertua di Nusa Tenggara ini tambah Eksis dan Men Dunia, dengan membuat The Sukarno Center, The majapahit Center dll, Demikian Pidato Sang Rektor dan Doktor Termuda di Dunia yang juga President World Hindu Youth Organization yang membuat Gemuruh Tepuk Tangan Pengunjung yang juga dihadiri Delegasi seluruh Dunia untuk menyaksikan Peristiwa Penting berkumpul nya 2 Putri Mantan Presiden Republik Indonesia yang hampir sama misinya yaitu Persatuan dan Kebebasan Ber Agama sesuai Pancasila Majapahit yang di Gali dari Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang masih banyak yang belum bisa menerima seperti Golongan Islam yang ingin Merubah Pancasila dengan Syariat Islam yang memang bertolak belakang dengan Budaya Majapahit yang menghormati Leluhur sedang Islam malah anti Leluhur dimana dilarang Mengkultuskan Leluhur hingga Adat Budaya leluhur termasuk yang dari China pun di Haramkan sejak 1965 hingga datang Gus Dur membuka Belenggu Pengharaman Budaya Jawa dan China dan membebaskan nya kembali sejak menjadi Presiden 1999 tapi banyak yang masih menghambat Kebebasan itu lihat TV kini Keriting semir rambut pun di Haramkan Jadi Orang Perempuan mau dikerudungi hanya kelihatan Matanya saja seperti Istri Nurdin Top yang disambut tertawa Gemuruh Terpingkal pingkal para Undangan, imbuh Sang rektor sambil geleng geleng kepala.

[Laporan Pandangan Mata The Sukarno Center 17 Januari 2010]


CANDI BUDHA MAJAPAHIT SELESAI DIBANGUN


Kayangan Jagad Majapahit di Desa Situs Budha abad IV Kali buk buk Lovina Singaraja Sudah selesai Candi Budha nya, Candi berbentuk Stupa dari Bata merah Pilihan yang ciri Khas majapahit telah selesai di Bangun lengkap dengan Candi Bentar nya, Untuk di Semayamkannya Pratima Budha Milik Hyang Bhatara Agung Surya wilatikta Brahmaraja XI Raja Abhiseka Majapahit dari Trowulan,

Tanah seluas 200 Hektar Sumbangan Gusti Arya Sentanu Raja kali Buk Buk yang menjemput Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI beberapa waktu yang lalu di iringi musik Bale Ganjur di Bandara Ngurah Rai dan mengalungkan Bunga kepada Pria yang sederhana yang dikenal Hyang Suryo ini ketika Menyerahkan tanah untuk Kayangan Jagad Majapahit beserta Gambar Kayangan Jagad untuk di Acc Sang Raja [Blog lain] Tanpa Sang Raja yang dikenal dengan Panggilan Hyang Surya ini mengeluarkan biaya 1 Sen pun, di Pura Ibu Majapahit Jimbaran dan menyatakan akan Membangun Kayangan jagad majapahit di tanahnya di desa kali Buk buk Buleleng Bali dan Surat Pernyataan Penyerahan Tanah kepada Hyang Suryo pun diterima disaksikan Banyak Orang Para Penyungsung Pura Ibu Majapahit, dimana diatas Tanah kerajaan bali Utara ini telah ditemukan Situs Budha abad IV yaitu Situs Budha Tertua di Indonesia, Kemudian Pratima Budha Zaman Airlangga Cucu Empu Sindok ini yang dahulunya Bersetana di Pura Majapahit Trowulan sebagai Kawitan Kerajaan majapahit [kalau Hyang Suryo Brahmaraja ber Kawitan majapahit, Majapahit Brahmaraja Kawitannya Kadhiri Prabu Airlangga Dinasty Sindok yang Brahmana / Empu] yang dipindahkan dari Kadhiri ke Puro Trowulan 1997 Memang ada 2 Buah Kembar, mirip Pusaka Pusaka Majapahit Milik Sri Wilatikta Brahmaraja dari Kadhiri yang memang Sepasang kini Sebagian sudah di Jajar di Musium Pura Ibu Puri Gading jimbaran sejak 1-1-2010,

Pratima Budha Yang satu Ber Stana di Puri Surya majapahit Bantang banua Sukasada Buleleng yang sebelumnya Nyejer di Musium Buleleng di Undang Kepala Dinas Parawisata Buleleng Ida Bagus Puja Erawan SH hingga Perpanjangan 2 X Tanpa Batas dimana Bupati Buleleng berjanji Akan membuatkan Pralingga Jagad, Akhirnya juga dibuatkan Candi Megah Model majapahit oleh Gusti Latria dan Sudah diresmikan Tahun lalu 2009 yang dihadiri Pemerintah, PHDI dan Masyarakat Buleleng dimana PHDI Buleleng dalam Pidatonya Juga menyebut Sebagai kayangan Jagad Siwa Budha [Bali Post] gambar samping Pratima Budha kembar ketika masih di Pura Trowulan sempat di Cuci AA Ngurah Mayun Samirana Rombongan Group AA Ngurah Manik Danendra SH yang diajak AA Ngurah Rai dari Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal hingga menjadi Pura majapahit Puri Tegal dan AA Ngurah Rai Sukses Usahanya setelah Nyungsung  Pratima Ratu Mas dari Hyang Surya lalu 2001 menyumbang Pelinggih ke Pura Majapahit Trowulan membawa AA Ngurah Widura Bapak nya AA Ngurah Manik danendra SH mengaku juga dari Puri Tegal dan mengkalim nama Puro Majapahit miliknya [Bali Post 7-1-2010] yang akhirnya mau menguasai Pura Trowulan dengan Paksa awal 2002 Ketika Hyang Suryo menghadapi Serbuan , Pem Boman dan Akhirnya di Tutup MUSPIKA Trowulan Nov. 2001 dan hal ini di Rahasikan Hyang Suryo karena sangat Memalukan Orang Hindu di Bali hingga AA Ngurah Manik danendra SH membuka sendiri Peristiwa itu di Bali Post 7-1-2010 [dijawab di Blog lain], Hingga 2003 Hyang Suryo di Undang ke Bali dan diberi Tanah dan bangunan Puri Surya majapahit Buleleng 2005 Sumbangan Gusti Latria Adik kandung Pahlawan Bali Let Kol Wisnu yang Juga namanya dipakai lapangan terbang di Grogak Singaraja yang kini jadi Kahyangan Jagad Majapahit Siwa Budha, Asalnya Rumah Hyang Suryo selama 9 Bulan di Singaraja menunggu Terwujut nya Patung ganesa Tertinggi di Dunia yang sudah Terwujut 2006 dan di Resmikan Sendiri oleh Raja Abhiseka majapahit Sri Wilatikta brahmaraja XI mewakili Majapahit Kingdom dan Ibu Sukmawati Sukarnoputri sebagai Wakil Pendiri Republik Indonesia Bung Karno, Selanjutnya Para Wakil dari World Hindu Youth Organizaton dari 128 Negara ikut meresmikan Juga dihadiri Pemuda Hindu Nusantara antara lain Dayak kaharingan, Hindu Tengger, Maluku dll [Ada VCD nya] juga semua Agama Tanpa memandang SARA [Suku, Ras dan Agama] ikut Meresmikan Simbul Bung Karno yaitu Dewa Tersakti dan Terpandai Ganesa milik Dunia yang membuat kemajuan Singaraja khususnya Pantai Lovina hingga kini banyak Kapal Layar dari Penjuru Dunia ke Lovina untuk Wisata Ibadah Ganesa Tertinggi di Dunia dan Hotel Hotelpun mengeliat Hidup yang sebelumnya Singaraja kota Sepi kalah dengan Denpasar, Kini Bangunan Stupa Budha Mirip Asli nya di China, Siam, Borobudur  dan Thailand dan di Garap Tukang Ahli secara Sempurna Sekala dan Nisakala yang bisa dikatagorikan ter INDAH di Dunia karena Satu satu nya Stupa dari bata merah  Brahmaraja Khas Era majapahit [Lihat Gambar di Atas], sedang Pada Umumnya Stupa dari batu Hitam [Warna Dewa Wisnu Awatara Budha].

Dewi Mahendradata bergelar Gunapriyadharmapatni Putri Sindok [China Sien deok] Yang ber Ageman Budha Mahayana sangat berpengaruh di Bali daripada Suaminya Prabu udayana, dan Putranya Prabu Airlangga menjadi Raja Kadhiri yang juga membawahi Bali yang menurunkan Prabu Jayasabha Raja Jenggala dimana Prabu Jayasabha III Wisnu Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja dan mempunyai Istri Li Yu Lan atau kecilnya bernama Dara Jingga [punya Pelinggih di Besakih Bali] Putri Raja Miao Li dari China Selatan hingga Putranya Sri Kerta Wardhana yang ber Abhiseka Sri Wilatikta barahmaraja II mengawini Ratu Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Ketika Majapahit Trowulan Runtuh 1478 Sri Wilatikta Barahmaraja VI masih Eksis Raja Daha-Jenggala-Kadhri {Triloka Pura} hingga 1527 selanjutnya dengan Armada Perahu Layar [Jung] ke China dan di terima karena Dinasty Sien Deok [Sindok] sebuah Kerajaan di China yang menemukan Kalender dan bisa menghitung Musim serta Gerhana yang kini dipakai, juga ke Bali Yang masih Majapahit dan di Terima hingga kini bahkan masuk Ujung Galuh Kembali sebagai China dan keluarganya menetap sebagai China Pemuja leluhur di Klenteng karena bikin Candi menyalahi Islam yang berkuasa sejak 1478 setelah menumpas Brawijaya dan membakar Kitab Kitab Budha diganti Kitab Arab, Keluarga Besar majapahit China yang diterima Penduduk setianya yang Kafir menyembah Leluhur / Pik Kong di Gedong Klenteng dan Punden yang masih percaya bahwa Raja titisan Manivestasi Dewa Dewi Seperti Film Biksu Tong ada Dewi Kwan Im nya yang harus diberantas di Tumpas karena Tidak masuk Akal dan Sesat menurut Kitab Ilmu Arab yang Islam dan tidak Boleh memuja Brahmaraja Leluhur Lokal selain Muhammad Leluhur Arab dan Tulisan China pun dilarang juga Budayanya oleh Bangsa kita yang Islam Dajjal Arab sejak 1965 hingga Presiden Gus Dur.1999 yang memberi Kebebasan Adat China Mancupaik / Majapahit, Pratima Prabu Airlangga yang menjadi Simbol Universitas Airlangga di Surabaya Jawa Timur [UNAIR] kini di Linggihkan di Garuda Wisnu Kencana [GWK] sejak 2004 dimana ditempat ini Sedang dibangun Patung Airlangga Tertinggi di Dunia, dan beberapa Anggota DPRD PROV Bali yang merasa Trah Kadhiri seperti Budi Hartawan SH dari Komisi IV dan  Komang Janggol Wakil Ketua sedang mengusahakan Legalnya candi Prabu Airlangga yang sudah ada di GWK dan disungsung Umat Nusantara dan Dunia sebagai Bhatara Wisnu mengendarai Garuda dan dipercaya sebagai PEMELIHARA ALAM SEMESTA sayangnya sebagian Bangsa sendiri malah tidak percaya Dewa Wisnu tapi lebih percaya Allah nya Islam dari Arab Tanah Suci yang katanya Agama Terakhir  Paling Sempurna yang memang benar dan paling benar karena selain Islam adalah Kafir termasuk Kristen Jesus yang lebih Tua 600 tahun hingga Tempat Setana Prabu Airlangga di Puro Mojopahit Trowulan di Tutup 2001 dan diundang ke Bali, Dimana sebelumnya di Puri Anom Tabanan 2003 Pratima Prabu Airlangga di Undang ke GWK 2004 dan telah Punya Pelinggih biarpun masih Sederhana dan Odalan Tetap tiap Purnama V sejak 2004 Odalan Pertama di Puput Ida Pedanda Bang Buruan Manuaba sampai 4 X Odalan Tetap di Puput Beliau, dimana beberapa Anggota Dewan Rerwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Provinsi Bali sempat berkunjung 11-1-2010 diantaranya Budi Hartawan SH sempat Terenyuh mendengar nasib Pratima Prabu Airlangga yang di Patungkan tapi sempat mau di Gusur oleh AA Rai Dalem Pengurus [GM] Baru GWK  dimana Pelinggihnya yang sangat Sederhana Tapi bukan Sumbangan Tapi ketulusan Umat yang melarat hanya seharga Rp. 200.000,-itu Pelinggih Prabu Airlangga , sebab Hyang Suryo Trauma nanti di Sumbang Pelinggih Bagus malah mau di Ambil Alih Paksa seperti Pengalaman AA Ngurah Manik danendra SH yang menyumbang Pelinggih lalu memaksa Hyang Suryo menanda Tangani Surat penyerahan Pura berikut Rumah Hyang Suryo di Garnisun Militer, Biarpun Pelinggih Sederhana Tapi Odalan nya dan Ngenteg Linggih nya  Besar Pakai Wayang Lemah dan Peteng, Barong Ket, Barongsai Tanah Kilap, Tari Tarian Keraton, Joget Bumbung  dan Topeng Sida Karya [ada VCD nya] Juga Raja Tebet Hadir [Radar Bali] Sumbangan Puri Kanginan Karang Asem Gusti Susilo Jelantik dan Ibu yang membawa Foto SBY di Taruh di Pelangkiran Prabu Airlangga agar menang Pemilu 2004 dan Ternyata Menang dan datang GWK berjanji GWK akan selesai 100 tahun Kebangkitan Nasional yang jatuh 2008 tapi gagal, Tapi berkat Janjinya pada Dewa Wisnu Manivestasi Prabu Airlangga bahkan terpilih lagi 2009, juga Odalan GWK didatangi dari Puri Buleleng Tisna SH dan Rombongan Pengacara Surabaya, Ubud [nyoting VCD], Negara dan Mengui [Nyoting VCD] dannyumbang Banten yang Mendak Pratima di Gilimanuk, Hotel Wina Gamelan Gede juga Banten, Penyungsung Jawa, Mr. Cong Kelenteng Majasari [mendokumentasi Foto dan VCD], juga KPU ikut Hadir termasuk Misno Ketua nya [Radar Bali], Dan Kini Para Anggota DPRD Bali [Ada yang menyumbangkan Gaji nya]  Budi dan Komang dan Para Tokoh Masyrakat ini Berjanji akan memperjuangkan melalui DPRD agar  Tetap bisa Ber Setana di Tempat nya tanpa di gusur lagi karena mepet dengan Rurung Agung dan Tidak menggangu Pembangunan Apapun yang bersifat Komersial, Juga Ibundanya Prabu Airlagga adalah Manivestasi Durga Mahisa Nandini Yang Pratimanya bertangan Seribu juga sudah ber Stana di Pura Ibu Majapahit Jimbaran hanya 1800 Meter dari Pelinggih Prabu Airlangga di GWK, Jadi Dewi Durga lain yang betangan dua, Empat, delapan dst tidak masalah Pelinggihnya Berdekatan dengan Rurung Agung GWK Jadi Airlangga Putra Dewi Mahendradata yang Manivestasi Durga Penguasa Pura dalem Prajapati jadi tidak ada masalah dengan Rurung Agung yang pernah ditentang Kelian Dinas adanya Rurung Agung tidak baik untuk Pelinggih Sang Kelian yang masih Muda, Juga Ketua PHDI Kuta Selatan Nyoman Amplik yang nuduh tidak pakai adat Hindu dan Ilmu Hindu nya Mula Keto tidak Tahu kalau Ibunda Airlangga adalah Manivestasi Dewi Durga Penguasa Prajapati Rurung Agung, Juga Putra Mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia [PANGAB] Jendral Panggabean sudah Meninjau Pura GWK dan berminat menjadi Infestor melalui Ir Tedi dan Ir Asep dan Rombongan dari Jakarta yang juga ke Pura Ibu Majapahit Jimbaran bahkan Menyumbang Bangunan Ruangan Tempat menginap Tamu lengkap Ac agar Tamu Tamu Pandita Suci Mancanegara bisa menginap tanpa harus di Hotel yang menyulitkan Keuangan Umat Pura Ibu, serta membantu Pura Majapahit GWK Tempat Prabu Airlangga Kawitan jawa bali ini.

Cuplikan GEGURITAN MAJAPAHIT  yang ada di Bali :

"....Nguni duk pamadegan Sri Gunapriyadharmapatni Udayana Warmadewa, Hana pasamuan Agung Siwa Budha kalawan Bali Aga, Ya hetunya hana desa pakraman mwang Kahyangan Tiga maka kraman ikang  desa para desa Bali Aga"

Artinya : " Dahulu kala pada saat Bertahtanya Sri Gunapriyadharmapatni dan Suaminya Udayana Warmadewa, ada Musyawarah Besar Siwa Budha dan Bali Aga disitulah asal mulanya ada desa Pakraman dan Kahyangan Tiga sebagai Tatanan kehidupan dan masing masing desa Bali Aga.

"...Ndan len kita Budha rupa Siwa pati urip ikang Tri Mandala, Sang Sangkan paraning sarat ganal alit kita ala ayu kojaring Aji, Upetti Stitti lilaning dadi kita Katramanani paramarta Sogata."

Artinya : " Tidak lain Engkau Budha yang berupa Siwa , Berkuasa Menghidup-Matikan sekalian mahluk penghuni tiga alam semesta dan Engkaulah yang menjadi pokok asal sekalian kehidupan besar kecil di Dunia, serta yang menciptakan adanya baik dan buruk, demikian ajaran Ageman yang berasaskan nilai-nilai kelahiran dan kematian yang diciptakan tiada lain oleh Engkau Siwa Budha"

Nama Agama Siwa Budha dijadikan dasar Falsafah ke Agamaan di Bali sama dengan di Kadhri hingga Majapahit Jawa Tempo dulu, Juga disebutkan  Sang Hyang Kamahayanikan merupakan inti ajaran Siwa Budha yang diterapkan dan sejak itu sampai sekarang menjadi Dasar Peri Kehidupan dan sayang di Jawa sudah tidak dipakai dan Lontar Lontar dibakar karena kitab Kafir dan tidak boleh dipelajari karena berganti Agama Suci dari Arab yang kitab nya paling sempurna yaitu Quran yang mengajarkan Kafir harus di Tumpas dan Sukses 1965-1966 menumpas Kafir selain Islam dan masih ada saksi saksi Hidup Sedang Saksi Zaman majapahit 1478 hanya berupa Tulisan, Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar memuja satu Tuhan yaitu Allah dan tidak boleh memuja Patung hingga Candi Candi dihancurkan di tuduh Tempat Setan Berhala terbukti Patung Patung Budha di Candi pada hilang kepalanya dan tidak utuh lagi di Kepruk i sampai Hancur Seperti Candi Gayatri Boyolangu Kepalanya hancur dan hilang, Tribhuwana Tungga Dewi Trowulan tinggal Sandarannya [PRABHA] saja Wujut nya Hancur Luluh tak berbentuk hanya sebuah Daun Teratai yang sangat Halus dan Indah luput penghancuran membuktikan betapa Indah dan Halus Buatannya bila masih utuh, untung Ajaran Siwa Budha ini lestari di Bali hingga kini terbukti Pura Durga Kutri Mahendradata selama 1000 tahun tetap Upacarai dan di Sungsung Desa Adat Blahbatuh Gianyar yang belum kemasukan Islam yang anti Patung Berhala hingga Patung Durga Mahisa nandini setinggi 3 Meter mirip Tribhuwana Tungga Dewi masih Utuh Sempurna sedang Patung Tribuawana Tungga Dewi di Trowulan Hancur Rebah tinggal sebuah Daun Teratai sangat Halus dan Sempurna lainnya hancur di cukili Linggis dan pokoknya tidak bisa dilihat karena patung Berhala dalam Ajaran Islam harus di hancurkan karena dianggap Menyekutukan dengan Allah yang sangat dilarang dan disebut SIRIK / MUSRIK oleh Majelis Ulama Indonesia dalam Rubrik Halal Haram di setasiun TV Tiap Minggu sore, jadi Bangsa  Indonesia pun sebagian besar ikut Arab anti Budaya sendiri yang di Haramkan secara Resmi MUI yang kaki tangan Departemen Agama untuk menyesat kan Aliran selain Islam dan di Hancurkan bila MUI teriak SESAAAT, seperti Patung Budha Terbesar di Dunia di afgannistan juga di Tanami Bom dan di Hancurkan bahkan diberondong Mitraliur 12,7 MM, hingga musnah tak berbekas lagi.[Film Dokumenter di TV Dunia] Tanpa memperdulikan Teriakan Para Arkeolog Seluruh Dunia yang memohon agar jangan di HANCUR kan tapi dianggap Teriakan Para bangsat Kafir Pengikut Setan Padahal Umat Budha di Dunia jumlahnya 2 Millyard justru Islam Terbesar malah di Indonesia yang punya Candi Terdbesar Budha di Dunia Borobudur yang sampai Detik ini tidak boleh di Upacarai secara Budha tapi hanya untuk Parawisata di Karciskan, juga Candi Keajaiban Dunia Versi Dunia Kafir ini pernah di Bom 1983 oleh yang mengaku Islam Murni dan Konsekwen Asli Arab Pelaksana Quran dan Hadist Perintah Allah, inilah Ajaran Islam yang memang benar dan paling benar yang kitabnya Quran dan Hadist.Kitab Tertinggi mengalah kan Kitab apapun bahkan Hukum di Republik ini hingga Adat di Puro Majapahit Trowulan pun di GEBUK kitab Arab ini hingga di Tutup dilarang Kegiatan dalam Bentuk Apapun Hebat kan ? ini Nyata bukan Dongeng Bobok Malam untuk Bayi. dan ini Tulisan ini bukan Versi Orang Majapahit [Tuduhan Komentar] tapi umum dan Nyata serta bukan Tendensius karena nyata dan Berita TV Dunia dan Lokal.

Demikianlah Singaraja Bali telah memiliki Candi Budha Termegah mudah mudahan di Dunia dan Satu Satunya Stupa terbuat dari Batu bata, Dengan Pratima Budha Peninggalan Kerajaan Kadhiri yang juga sudah sangat Keropos karena Tuanya 1000 tahun setua Pura Durga Kutri Mahendradata yang juga selama 1000 tahun lestari di Bali,  yang membikin Orang Kerauhan bila memandangnya yang diperkirakan sama Umurnya dengan Candi Borobudur abad 7 dan bila dibawa dari China oleh Jendral It Sing tentunya lebih Tua lagi karena China sudah Budha sejak 2500 tahun, Pratima Budha Sumbangan dari Raja Abheseka majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang sudah terbukti bisa mewujutkan Sinar Cemerlang di Singaraja yang simbulnya "Singa Bersayap" Kendaraan Budha juga yang Keris Singa Zaman Kadhiri yang Gandik Singa bersayapnya dari Emas Milik Brahmaraja XI berada dalam Lemari Kaca 5 MM mendampingi Keris Ganesa Tebu Wulung agar punya Teman di Musium Ganesa Tertinggi di Dunia di Lovina. Sedang Candi Siwa nya masih Tahap menyusul, Budi Hartawan SH anggota Komisi IV DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI  BALI menyerahkan Gaji nya secara utuh untuk Pembangunan Kahyangan Jagad majapahit juga sumbangan Tak mengikat, dan sangat selektif mengingat Kasus AA Ngura Manik Danendra SH yang menyumbang Pelinggih Kecil lalu memaksa Hyang Suryo sebagai Pemilik Pura Majapahit untuk menyerahkan  Tanah dan Rumahnya sekalian secara Paksa kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH padahal Orang Orang ini yang membawa ke Trowulan 2001 adalah AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang 1993 Mendak Pratima Ratu Mas untuk di Linggihkan di Puri Tegal dan menjadi Pura majapahit yang nama Pura majapahit di Klaim milik AA Ngurah manik danendra SH [Bali Post 7-1-2010] padahal Puri Tegal setelah Nyungsung Ratu Mas nya Hyang Suryo menjadi punya Pura majapahit ini yang tidak diketahui Manik Danendra yang ikut Nyungsung Pura majapahit Puri Tegal belakangan dan diajak AA Ngurah Rai ke Puro Pusat Trowulan 2001 Pikir Hyang Suryo karena di Beri Pratima Ratu Mas dan Sukses Punya Pura majapahit dan Nyumbang Pelinggih lalu diberi kesempatan mencuci Pratima Budha Kembar Pura majapahit Trowulan berusia 1000 tahun yang kini melinggih di Buleleng satu di Kali Buk Buk [Yang di pegang AA Rai di Foto] satu di Sukasada [Yang dipegang AA Mayun samirana di Fota atas], Pengambil Alihan secara Paksa Pura Trowulan oleh AA Manik Danendra SH yang sungguh sangat memalukan Orang Hindu, Sedangkan Gusti Sentanu malah menyerahkan Tanahnya dan membangunkan Kayangan Jagad Pratima Budha Puri Surya majapahit buat Hyang Suryo bukan meminta tapi memberi Pada Raja majapahit mengingat di Trowulan Jawa dilarang berkegiatan dalam bentuk Apapaun oleh Camat dan Imam Islam Karyono, disisi lain juga Orang yang merasa Keturunan Majapahit Kadhiri berlomba Menyumbang majapahit nya Hyang Suryo yang berjuang Tanpa Pamrih sejak muda bahkan sampai kini masih Menyucikan diri dengan Melajang agar dekat dengan Leluhur nya agar bisa memberikan Keberhasilan, Kerahayuan dan Kerahajengan  Umat nya yang Percaya Leluhur nya, dan yang aneh Pria berambut Sebahu ini biarpun di Terpa Berbagai Musibah baik dari luar maupun Tikaman dari dalam atau "Musuh Dalam Selimut" seperti AA Ngurah Manik Danendra SH tapi tetap Tegar dan Tenang serta Sehat tidak pernah Sakit berkat Keyakinan dan Kesetiaan kepada Leluhur nya Yang Dewa Brahma Pencipta Alam semesta Nusantara" Saya ini belum sebrapa lihat Bung Karno sejak muda Keluar masuk Penjara, Jadi Presiden pun di Granat di bedil pokoknya begitu besar halangannya.. Bahkan Jesus pun di Salib Gandi pun ditembak sama dengan Presiden Amerika JF Kenedi juga Paus Roma  lalu kita pelajari Sejarah nya sesuai Pesan Bung Karno JASMERAH [Jangan sekali kali meninggalkan Sejarah] lalu musibah ambil Hikmah nya Trowulan ditutup Lha di Undang ke Bali kita tunjukkan Karya nyata untuk Leluhur agar yang menutup dan menikam dari dalam terbuka mata nya", Bahkan Bali Post 7-1-2010 memuat Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH yang akan Menuntut Tanda Tangan Penyerahan ber Meterai lengkap yang dulu secara Paksa Hyang Suryo harus menanda Tangani Surat yang dipersiapkan sebelumnya oleh AA Ngurah Manik Danendra SH di Kantor Militer untuk menyerahkan Puro Mojopahit Trowulan Rumahnya Kepada AA Ngurah Mayun Samirana SH Puri Satria Pasar Burung Denpasar dan Kasus ini sudah akan di Tangani Budi Hartawan SH yang juga bagian Kesejahtraan Masyarakat [KESRA] atau Komisi IV DPRD PROV BALI dan akan segera memanggil AA Ngurah Manik Danendra SH yang belum diketahui Alamatnya yang menurut Bali Post di Pura Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi sebagai Ketua Umum Pura, agar selesai masalahnya, Kasus AA Manik ini Yang membuat Sewot Para Pendukung nya Tapi Beliau Anehnya tetap Tenang bahkan Merahasiakan Ulah AA Ngr Manik Danendra selama 8 tahun akhirnya AA manik sendiri yang membongkar Ulah nya yang Bejat di Bali Post 7-1-2010 Tanda Tangan sudah di Cabut mau dihidupkan lagi melihat Hyang Suryo diam dan percaya Karmapala, Bukan main sangat sulit mencari Manusia berhati mulia dan Jujur-Sabar-Narimo seperti Hyang Suryo hingga disayang leluhur nya serta Alam seperti Malam Tahun Baru di Pura Besakih 2009 dan 2010 yang Tidak Hujan dengan Menudingkan Keris ke Langit dan menggoreskan ke Tanah [Bumi dan Langit], dan bisa Terbesar dan Terkecil dan Ngeluruk Tanpo Bolo hingga dianggap Sendirian dan Orang Tolol serta Dungu oleh AA Manik Danendra SH dan mudah di Tipu Tapi Beliau tetap merendah sesuai Adat Jawa Kuna yang di Anutnya atau Siwa Buda Majapahit Leluhurnya Brahmaraja dan Putri China yang Budha dimana Karmapalanya sangat Bagus dimana Orang pada membuatkan Kahyangan Jagad Terima jadi tanpa mesti Minta Tanda  Tangan Paksa untuk menyerahkan Tanah milik Hyang Suryo sepereti yang dilakukan AA Ngurah Manik Danendra SH. Malah Hyang Suryo dimintai Tanda Tangan Merestui Kahyangan Jagad nya dan Prasasti Prasasti Peresmian macam macam, Bukan Tanda Tangan dipaksa dan di bentak bentakseperti yang dilakukan  AA Ngurah Manik Danendra SH untuk mennyerahkan Tanah dan Rumah nya gara gara di Sumbang Pelinggih Kawitan oleh AA Ngurah Manik Danendra SH. yang tidak tahu siapa Hyang Suryo yang memang banyak Orang yang tidak tahu [POSMO]dan tidak mau tahu  "Kasus  Manik Saya ambil alih dan akan saya selesaikan, Saya Orang Bali sangat Malu atas kejadian ini" Ucap Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV BALI yang menyerahkan Gaji nya untuk Pura Kahyangan Jagad Majapahit.yang berhasil di Bangun seperti Gambar diatas bersama Gusti Sentanu yang menyumbang Tanah untuk Kahyangan Jagad yang menyatu dengan Puri Surya majapahit Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Brahmaraja XI

Hadiah Luar bisa setelah menghadapi Ancaman AA Ngurah Manik Danendra SH [Bali Post 7/1] yang akan menghidupkan Tanda Tangan Penyerahan Paksa Rumah dan Tanah Puro Mojopahit Trowulan dan sudah di Cabut Pengacara, Datang Team Pembangunan Kayangan Jagad majapahit Buleleng melaporkan dan menyerahkan bukti Foto Foto karena Hyang Suryo tidak mau melihat ke Singaraja kecuali Upacara Ngenteg Linggih " Saya kan bukan Mandor Proyek, masak Bangunan belum selesai di Kontrol ?" Ucap Raja Abhiseka majapahit Masa Kini ini sambil tersenyum, sudah Selesainya Candi Stupa Budha Termegah di Nusantara. Hari ini Beberapa Anggota DPRD Bali, Mangku Teratai bang, GRP Prawirodipoero, Biokong Edi menjemput Pratima Ratu Mas atau dikenal Dewi Kwan Im untuk Pelengkap Taksu dan di Setanakan di Candi Budha agar Lengkap ada leluhur Putri yang dari China dan Ber Ageman Budha sesuai Uang China Kuna / Kepeng yang selalu dipakai Upacara di Bali, Rombongan dengan Banten Pemendakan telah berangkat menuju Trowulan, dan Hari Prangbakat akan di Linggihkan di Buleleng Pratima Ratu Mas atau Dewi Kwan Im posisi duduk yang didepan Klenteng Trowulan dalam Rumah Kayu kini sudah memiliki Candi dan Gedong Megah di Bali yang Bekas situs Budha Tertua di nusantara yaitu Desa kali Buk Buk Lovina tak jauh dengan Patung Ganesa Tertinggi di Dunia yang juga di Resmikan Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang habis menyerahkan Gelar "Sri Wilatikta" di Pura Besakih depan Pelinggih Ratu Mas 1-1-2010 kepada Rektor Universitas mahendradata yang juga President World Hindu Youth Organization yang anggotanya 128 Negara di Dunia yang juga REKTOR dan DOKTOR Termuda di Dunia, yang pernah di Undang Raja Budha Thailand, dan Kiprahnya Tingkat Dunia bahkan sudah ada Tawaran dari PBB untuk Jabatan penting. Dengan Menyandang Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I tentunya menambah Wibawa di mata Dunia untuk berkiprah, agar Bangsa kita tidak di Lecehkan Dunia yang memang lagi Terpuruk dan jadi Peng Export Tenaga kerja Indonesia [Budak] yang banyak pulang Mati,

Dan Tipisnya Kecintaan Bangsa dengan Tanah Airnya hingga Tanah Air Murka  jadi Bencana seperti Tulisan sabdopalon 500 tahun kembalinya Budha Majapahit diawali Alun Minggah Ing Daratan, Angin Agung Anggergisi, Banjir Bandang Kiwo Tengen Samodra Bena, Lindu Ping Pitu Sedina, Pageblug Isuk Loro Bengi Mati Dll yang sudah terbukti karena Orang Lebih mencintai tanah Suci Arab dan mengabaikan tanah sendiri yang Subur Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi Air Cukup dan segala bisa Tumbuh tidak Kering Krontang seperti Padang Pasir yang bisa tumbuh hanya Pohon Kurma dan binatang yang kuat tinggal di "Bumi Kepanasan" [Istilah Jayabaya] hanya Onta, Semoga Keterpurukan bisa ditutup Pemuda Pemuda kita yang Briliant sesuai Bidangnya. SEMOGA***



Ditulis : Team Sejarah Puri Surya majapahit dibantu Para Pelaku dan Saksi Utama Kejadian.
Budi Hartawan SH [Anggota DPRD Bali]
Gusti Tisna SH       [Puri Pide Buleleng]
Sudarsana SH        {Universitas 17-8-1945}
M Warka SH         [Universitas 17-8-194 ]
Darmaputra SH      {Puri Ukiran Pemeceutan]
DLL.

PURO MOJOPAHIT RUMAH HYANG SURYO


Pura / Puro Mojopahit Hyang Suryo sudah lama ada.
Posmo 1999 sudah memberitakan tentang Pura Majapahit [blog lain halaman ini], dan Pura Majapahit Baluk Jembrana Negara Bali tempat Arya Wedakarna sudah datang hubungan Mendak Tirta bila Odalan, juga Pura Rambut Siwi Negara Bali 1997, juga warga Bali sudah mengenal jauh sebelum 1999 bila Pura Majapahit Baluk Negara Bali dan Pura rambut Siwi habis Odalan maka Pura Majapahit Trowulan pun mendapat jatah Odalan dengan banten (sesajian) 1 Bis,  dan anehnya berkat mendak Tirta di Pura Majapahit Trowulan uang sumbangan Odalan selalu sisa dan bisa bikin Odalan di Trowulan serta nyarter sampai 50 Bis untuk masyarakat  penyungsung Pura yang Odalan dibawa ke Trowulan. Rombongan Pura dari Bali ini selain Pura Majapahit Negara, Juga Pura Rambut Siwi sampai 62 Bis bila datang untuk berdoa dan Matur Piuning Odalan selesai. Juga tamu-tamu dari Pemerintah Daerah Bali sering datang tangkil baik rombongan maupun pribadi .Samping Atas Foto Hyang Bhatoro Agung Suryo Wilatikto Brahmaraja XI Raja Abhiseka majapahit 1995 Perayaan INDONESIA MAS di Trowulan jauh sebelumnya Orang Bali berdatangan ke Trowulan Turut Campur Upacara Hanya mendak Tirta dan Matur Piuning Odalan Selesai sambil bawa banten untuk Ucapan Terima Kasih atas lancarnya Upacara.

Jadi hampir Pejabat dan Tokoh serta masyarakat Bali rata-rata pernah tangkil di Pura leluhur Majapahit Trowulan bukan Bali saja tapi kota-kota lain di Jawa dan luar Jawa bahkan manca Negara pun sering datang termasuk dari China hingga Penduduk Segaran Sekitar Pura / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo Raja Abhiseka Majapahit yang bergelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI sangat makmur. Warung di sekitar Segaran sampai ratusan bahkan Depot, Restoran, Warung wilayah Trowulan hingga jalan raya ludes (laris manis) kalau kedatangan 85 bis dari Jakarta dan Bali, Sukran, Suci, Kasim  pedagang souvenir dan lainnya ikut makmur.

Barulah awal 2001 AA Ngurah Rai dari Puri Tegal Denpasar membawa AA Ngurah Widura dengan 2 Anak nya yang berniat nyumbang Pelinggih Kawitan, ini juga diketahui AA Ngurah Darmaputra SH dari Puri Ukiran yang kakaknya istri AA Ngurah Rai, Darmaputra SH memang rapat dengan Hyang Suryo dan sering ke Pura-Pura di Bali termasuk Besakih, dan pernah dilantik Hyang Suryo sebagai Pendeta Majapahit didepan Pelinggih Ratu Mas Magelung sekitar 1970-1980an, Dan 23-12-1993 Puri Tegal Mendak Pratima Ratu Mas di Puro Wilatikra [Mojopait] Keprabon dan Pratima tiba 24-12-1993 dan di Linggihkan di Pelinggih Lama yang tidak terawat dan Tanpa nama, Setelah ada Pratima Ratu Mas lalu disebut Pura majapahit Puri Tegal, Sesuai yang melinggih Ratu Mas atau Dewi Kwan Im Leluhur Hyang Suryo yang Generasi XI Brahmaraja Suami Ratu Mas yang juga punya Pelinggih di Besakih., Jadi Pura Majapahit Puri Tegal menjadi Pura Majapahit berkat ada nya Pratima Ratu Mas dari Pura Wilatikta [Majapahit] Ke Prabon Rumah Hyang Suryo yang ber Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Hyang Suryo Juga Pinisepuh / Penglingsir Sanggar SOERYO KENTJONO  Ijin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Nomor Induk : 116/117/483/17/VI/104.13/O/1988 , Ilmu Sangkan Paraning Dumadi, Juga Ketua Pura Wilatikta Ke Prabon [Ada Ijinnya juga dari DEPDIKBUD nama Ketua dan Anggota lengkap dapat Surat Dikbud] Yang Pinisepuhnya RM Tjokrohadiningrat [Punya Surat sebagai Anggota Pura Wilatikta dari DEPDIKBUD] Putra Jendral Oerip Soemohardjo yang dipakai Nama Jalan Utama di Surabaya Panditanya Romo Sampurnaning Jagad dari Prambanan dan Pandita Embah Tedjo dari Senduro Lumajang juga Biksu Suhu Cing, Suhu Ming Kiong Pabrik Holden, Embah Prayogi ning Jagad SH dari Provost POLDA Jawa Timur , Biksu Awan [Kini di Amerika] adiknya Biksu Alung di Pura Majapahit GWK [sekarang] dll.

Waktu itu Hyang Suryo sudah berjuang di Jawa, bahkan di Trowulan sudah di kenal sejak 1963 selama 3 generasi, Mariam di Putri Cempa kenal Hyang Suryo ketika masih "Gadis" dan sering jalan-jalan dengan Hyang Suryo kini sudah jadi nenek dengan 2 Cucu dan Raden Sisworo Gautomo yang Sekarang Pemangku Puro Majapahit dan Juru Penerang [JUPEN] Pusat Informasi Majapahit Brahmaraja XI sudah mewakili Hyang Suryo di Trowulan sejak 1980 Beliau Putra Lurah Krian R.SAEKAN SASTROWIJOTO (1942-1977) untuk mengatur Perayaan Suroan yang mulai 1993 Hyang Suryo Panitia Pahargyan Suran / Suroan tetap karena mulai 1993 acara Suroan diadakan secara Nasional di Trowulan Hasil Rapat bersama Direktur Jendral Kebudayaan dan Umat Penghayat Kepercayaan di Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur Jl. Genteng Kali Surabaya yang dihadiri Hyang Suryo sebagai Ketua Pura Wilatikta dan Sanggar Suryo Kencono , Sebelumnya Suroan bergilir di tiap kota di Jawa dan Hyang Suryo selalu hadir sejak 1980 bahkan Hyang Suryo Penulis Cergam Sejarah Blambangan dan Berdirinya Kota majapahit di Harian Radar Kota, Juga Pengasuh Konsultasi Budaya nasional di Berita Surabaya Minggu hingga cukup dikenal dikalangan Kejawen yang digambar samping Atas lagi Berdo'a di Candi Singalaya Pura Tempat Leluhur Putri Majapahit di Puro Hyang Suryo, dan Hyang Suryo berkiprah di Himpunan Penghayat Kepercayaan Pada Tuhan Yang maha Esa [HPK yang di Jawa Timur ada 197 Sanggar Kejawen ] Hyang Suryo sebagai Wakil Ketua [WAKA} HPK dan Panitia tetap Suroan di Trowulan sejak 1993 ada SK nya jadi bukan Hindu, tapi Hindu mendukung Hyang Suryo yang memuja Kawitan Majapahit Foto diatas, kebetulan Orang Hindu 1961 semua punya Kawitan sebelum 1961 peninggalan Leluhur nya dari Majapahit, hingga Rumah Hyang Suryo yang ada tempat Leluhur Kawitan Majapahit diakui SARA [Suku, ras dan Agama] dan semua datang ke leluhur termasuk Islam Kejawen.dan apapun Agama dan kepercayaannya.

Kalau Suroan Rumah Hyang Suryo penuh orang Kejawen menginap untuk acara Suroan di Trowulan sambil Tumpengan. Mereka pakai Blangkon dan keris dipinggangnya Mereka dari Sanggar Sanggar Kepercayaan dari seluruh Nusantara dan tidak ada orang Hindu yang ikut Suroan waktu itu, malah Kolonel Agung Poerbojagad orang Hindu dari Bali di hancurkan Rumahnya berikut tempat Ibadah Hyang Widi nya 1999 di Desa Bejijong Trowulan juga Candi Tunggul Manik yang kelihatan banyak didatangi orang Hindu di hancurkan 9-9-1999 jam 9 Pagi. yang tidak ada kaitannya dengan Hyang Suryo yang memuja Leluhur Kawitan majapahit dan sangat Pancasila karena tiap Orang Apapun Agamanya selalu Percaya Leluhur bagi Yang mengerti Sangkan Paraning Dumadi ilmu Jawa Peninggalan Majapahit Siwa -Buda bukan Hindu 1961 yang Kebetulan di Bali tiap Orang punya Mrajan Kawitan, kalau di Jawa Bibit Kawit atau Danyang Desa yang juga selalu di Upacarai Seperti Bersih / Ruwat Deso.Jadi ada Persamaan Jawa dan Bali hanya Adat Majapahit di Bali lebih Sempurna karena tidak terjajah Agama Islam sejak Zaman majapahit, sedang di Jawa Islam diterima dan di Gabung Adat Jawa yang di Musrikkan Islam asli Arab, Hingga Kepercayaan Kuna bukan Agama dan tidak di Akui, Dan Hyang Suryo tetap kukuh pada Adat Majapahit yang memuja leluhur hingga bisa diterima SARA ini yang tidak di mengerti AA Manik yang mersa Hindu Agama Resmi dan bisa berbuat seenaknya terhadap Hyang Suryo dan berani Memaksa mengambil Alih Leluhur nya Hyang Suryo dan yang menyedihkan meng Klaim Nama Puro Mojopahit miliknya, Padahal Puri Tegal bisa Punya Pura majapahit berkat meminta Pratima Ratu Mas Majapahit dari Hyang Suryo pada 1993.

Juga Ida Bagus Basma dari Batu Bulan gagal membuat Pura Hindu dan Hengkang dari Trowulan 2001 Tanah nya didepan Pendopo Agung ditinggalkan Tapi berhasil di Caru oleh Para Mangku Pura Rambut Siwi dibantu Hyang Suryo1999, Pura Hindu sebelah Candi Tikus pun rata tanah 23-1-2008 dalam Jawa Pos Bahasa China "Dihancurkan Orang tidak di kenal" padahal sudah Ngenteg Linggih [Bali TV]. AA Manik anaknya AA Widura "yang baru masuk Trowulan 2001 dan Dompleng Ketenaran Hyang Suryo di Trowulan" mau ngurus ijin Pura Hindu apa bisa ? sebaiknya membantu dulu Ngurus Ijin kalau keluar masih banyak Tanah untuk Pura bukan Mengambil Alih Rumah Hyang Suryo yang kalau gagal ngurus Ijin sudah Untung Punya Rumah Tanah Gratis hasil merampas kan Lucu, merasa Hindu Agama Resmi padahal Orang Bali yang membuat Pura Hindu pada Hancur di Trowulan seperti Kolonel Agung Poerbodjgad hancur 1999, Ida Bagus Basma 2001 Pulang Gagal, dan Pura Hindu sebelah Candi Tikus Hancur 23-1-2008, AA Widura diikuti AA Manik 2001 kan Tamu Hyang Suryo ?.dan November 2001 Hyang Suryo di Tutup di Tuduh Hindu akibat Ulah AA Widura dan AA Manik yang Arogan Ngaku Hindu Padahal Hyang Suryo bukan Hindu Tapi Majapahit dan bisa di Trima Masyarakat Trowulan sejak 1963 sampai Panitia Suran sejak 1993 seperti Foto diatas Umat Islam ber Jilbab berdo'a didepan Leluhur dalam Puro Hyang Suryo yang tidak diketahui AA Manik yang sok Jagoan dan Tukang Bikin Pelinggih nya ada yang  suka ke Pelacuran dan menggoda Istrinya Usman menurut Usman sendiri yang tinggal di Selatan Segaran dan ikut Kerja membikin Pelinggih Kawitan yang disumbang AA Widura dan AA Manik hingga Pura Majapahit Hyang Suryo di Tutup dan dituduh Pura hindu dan di Fitnah menyebarkan Hindu hingga membuat Tokoh Tokoh Islam di Trowulan termakan Hasutan AA Manik yang mempengaruhi Umat Hyang Suryo ikut merampas Rumah dan Tanah Hyang Suryo secara paksa untuk dijadikan Pura Hindu, inilah Realitanya yang ditutupi selama 8 tahun agar Aib nya AA Manik tidak terbongkar dan masalahnya sudah selesai,  Bahkan Pura Yeh Gangga Tabanan juga sering datang sejak 1997 tapi ke rumah Hyang Suryo sowan leluhur bukan Hyang Widi / Tuhan / Allah sebab cari Hyang Widi kan cukup di Pura Jagatnata di Bali ?. Cari Allah di Gereja dan Masjid makanya banyak orang ber jilbab tumpengan Leluhur (adat Jawa) di rumah / Puro Hyang Suryo. Mereka tumpengan untuk Leluhur nya bukan Allah / Tuhan / Hyang Widi, Odalan Yeh Gangga [Dokumentasi Foto Lengkap] 

Hingga waktu Pusaka "Nyejer" di Puri Anom Tabanan 2003 setelah Pura Trowulan di Tutup 2001, Pratima Pusaka Majapahit di undang odalan di Pura Yeh Gangga dan Puri Anom mengikuti prosesi, jadi tidak ada hubungan dengan Group AA ngurah Widura yang baru ikut belakangan dangan 2 Anak nya  yang salah satu  adalah AA Ngr Manik Danendra SH yang di Bali Post 7-1-2010 yang Hyang Suryo tidak tahu Alamat nya. Memang Hyang Suryo Pancasila jadi menerima semua SARA yang berniat baik mendukung Majaphit seperti Foto diatas Hyang Suryo Nyuguh Leluhur bersama Orang Kepercayaan di Pendopo Agung Trowulan dan di Bali pun diterima para Keturunan Majapahit yang memberi Rumah dan Tanah untuk Kayangan Jagad seperti Gusti Latria, Gusti Sentanu, Gusti Tisna, Gusti Kampial dll kecuali AA Ngurah Manik SH yang mungkin Raja Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi ngapain ke Hyang Suryo? [Bali Pos] yang masih memegang Surat Penyerahan Paksa Bermetarai Pura Majapahit Trowulan yang sudah di Cabut dan didiamkan selama 8 tahun untuk menutupi Kelakuan Buruk AA Ngurah Manik Danendra SH yang sangat memalukan Umat Hindu di Bali.dan ternyata dibuka sendiri di Bali Post 7-1-2010 dan inilah kegoblokan Danendra yang membuka Aibnya sendiri sesuai Pepatah "Sepandai pandai Orang menutup Bangkai akhirnya Bau nya tercium juga".Pepatah memang selalu Terbukti.

Masuknya AA Ngurah Widura dan 2 anaknya di awal 2001 inilah dengan mengirim orang Bali membuat Pelinggih Kawitan mulai bermasalah, tukang nya malah pergi ke Komplek Pelacuran dengan diantar Usman penduduk setempat, hingga sangat memalukan dan diketahui banyak orang. Padahal Pura Majapahit sebelum datangnya AA Ngurah Manik Danendra SH sangat di SUCI-kan bahkan ada tulisan DILARANG masuk kalau baru dari Tempat Pelacuran Seperti Foto diatas Semua Umat Ber Agama apapun sangat menyucikan dan Tumpengan dalam Puro Hyang Suryo yang ada Leluhur Majapahit nya Foto Bukti ini sebagai tak terbantahkan, Tukang yang habis dari Tempat Pelacuran ini tetap masuk akhirnya AA Ngurah Widura datang setelah beberapa hari Mengetisi Tirta agar Tukang ini Bersih kembali dan memohon ma`af kepada Hyang Suryo atas kejadian ini karena Tukang hanya tunduk kepada bosnya yaitu AA Widura dan Hyang Suryo sempat menyuruh pulang saja. Tapi AA Widura akhirnya didepan Hyang Suryo memerintahkan para tukang dari Bali agar menurut pada Tuan Rumah yakni Hyang Suryo. Hal ini diketahui juga oleh AA Ngurah Darmaputra SH dan AA Ngurah  Putra BA yang mengirim tukang dan mengetahui pergi ke Pelacuran minta antar anak Ketua RT Sumono tapi tidak mau mengantar, dan Usman yang dipanggil tukang dari Bali untuk membantu kerja di Pura Majapahit bersedia mengantarkan ke komplek Pelacuran tapi malah di siarkan ke orang banyak hingga membuat Hyang Suryo malu dan lapor AA Ngurah Darmaputra SH untuk disampaikan AA Widura yang sampai Detik ini Hyang Suryo tidak tahu Alamat nya.

Jadi Ngurah Putra Bungsu AA Ngurah Rai Pelingsir Puri Tegal mengetahui ini karena orang nya Putra ini yang bikin Ulah memalukan, hingga Pura Majapahit akhirnya di tutup pada 16-11-2001 setelah mengalami berbagai masalah.Sampai dituduh menyebarkan Agama Hindu dan Meng Hindu kan Orang padahal Tidak, Hanya Tempat leluhur kalau cari Tuhan / Allah / Hyang Widi bisa di Masjid, Gereja dan Pura Jagatnata Komplek TNI AL Perak Surabaya yang Umat Hindu nya banyak ke Trowulan Sowan Leluhur Majapahit, Karena mendapat Sumbangan Pelinggih Pribadi, Tapi AA Manik Danendra malah Membuat Panitia Pembangunan dan Manik mengaku Bendahara [Bali Post] dan sebagai Bendahara tidak pernah Lapor Hyang Suryo berapa hasilnya dan berapa untuk membangun Pelinggih Kawitan malah memaksa Hyang Suryo Pemilik Pura majapahit yang sudah ada Jauh sebelum Manik Lahir untuk Menyerahkan kepada Cokorda Mayun Samirana SH sesuai Surat yang dibuat AA Ngurah Manik Danendra SH dan di Tanda Tangani Hyang Suryo secara di PAKSA dan sudah di CABUT
dan Urusan selesai, Hingga Hyang Suryo Brahmaraja XI diam seribu bahasa agar AA Manik tidak malu, Tiba Tiba dimunculkan di Bali Post hingga Kerabat Pura majapahit terpaksa membuka Aib AA Ngurah Manik Danendra SH yang sudah ditutupi selama 8 Tahun.
Jadi salah satu sebab penutupan Pura Majapahit adalah Ulah AA Widura dan  anaknya AA Manik yang arogan sebagai Agama Hindu resmi dan turut campur mempengaruhi umat untuk mengambil alih tempat leluhur Hyang Suryo agar dijadikan tempat ibadah Hindu dan di kelola AA Manik SH yang tidak mengerti soal Leluhur karena masih Sangat Muda lihat Foto nya di Bali Post, hanya arogan sok mengerti dan merasa orang Bali padahal hidup nya hanya kuliah dan jadi Notaris serta Hindunya mula-keto jadi Buta leluhur, buktinya Pura / Mrajan leluhur Hyang Suryo mau di jadikan Tempat Ibadah Hindu dan Kelenteng tempat leluhur Putri / Ibu mau dihilangkan bahkan AA Widura menyebut mau dihancurkan dan kini AA Widura Tewas, setelah jadi Tempat Ibadah Hindu yang di anut Manik tidak memuja Ibu tapi hanya Kawitan Purusa / Bapak saja inipun tidak jelas nama Kawitannya jadi kalau 1965 umur 10 tahun maka kini 60 Tahun lalu Manik umur berapa ?.Manik mengaku dari Puri Tegal, padahal Pura majapahit Puri Tegal Menyungsung Pratima Ratu Mas yang di Bali dikenal Dewi Kwan Im Sang Penari Milik Hyang Suryo Penglingsisr Pura majapahit hingga setelah Pratima di Sungsung di Pelinggih 24-12-1993 lalu disebutlah PURA MAJAPAHIT Puri Tegal, lalu berani beraninya Manik meng Klaim nama Puro Mojopahit milik nya, Tanpa melihat Sejarah dan Tanya pada AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang membawa dan mengenalkan AA Manik Sang Jagoan Sarjana Hukum ahli merampas Tanah secara Legal dengan Paksaan  kepada Hyang Suryo di Pura Majapahit Trowulan dan Dulu Nyumbang Pelinggih Pribadi Tapi di Carikan Sumbangan atas nama Pura majapahit ini sudah menyalahi bahkan mengaku Bendahara lagi yang tanpa pernah laporan berapa hasil dan dipakai apa pada Hyang Suryo yang Pemilik Pura Leluhur Majapahit malah mau menguasai Tanah dan Rumah Hyang Suryo, Berarti Tidak Nyumbang kalau bilang Nyumbang dicarikan Dana lagi padahal Ngomong nya Pribadi punya Uang 50 Juta kepada Hyang Suryo disaksikan Kakaknya yang ngomong " Tooo, ngelah Pis sing ngorang ngorang" [Kakak Manik heran punya uang 50 juta tidak pernah bilang] disaksikan AA Widura Bapaknya dan AA ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal didalam Klenteng Ratu Mas Tangan Seribu waktu pertama datang Berdo'a [da Dokumen Fotonya bahkan Kerauhan dan Kata Kata Manik di rekam] dan Tentunya leluhur menjadi Saksi kata kata ini, Mentang Mentang 2010 di Bali Post sudah mengaku Ketua Umum Pura [mungkin Raja melihat Fotonya] Kayangan Jagat Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi mau meremehkan Hyang Suryo yang juga baru kenal paling banyak 5 X  bertemu Hyang Suryo yang Terakhir membentak Bentak sambil Melotot memaksa Hyang Suryo agar menanda Tangani Kertas Karangan Manik yang Ternyata untuk menyerahkan Rumah dan Tanah Puro Mojopahit Hyang Suryo secara paksa, sungguh ini sangat Memalukan Warga bali, Hyang Suryo yang Jujur - Sabar - Narimo sebagai Orang Tua malah di Bentak Bentak Sambil Melotot disuru Nanda Tangani Penyerahan, Padahal Banyak Brahmana, Satriya dan Masyarakat bertemu Hyang Suryo memegang Kaki Beliau yang sangat di Hormati Juga KGPAA Mangku Negoro IX saja menyerahkan Pucuk Tumpeng HUT Puro Mangkunegaran ke 250 disaksikan Gubernur jawa Tengan yang MENDAGRI, DPRD, KAPOLDA, PANGDAM, KAPOLRES dan Tokoh Tokoh Nusantara [Tulisan di Blog lain] juga Gusti Arya Wedakarna dan Sukmawati dan Putra Putri Bung Karno lainnya pada Hormat, Tapi Hyang Suryo selaku Orang Tua malah di Bentak Bentak AA Manik dan mengalah saja, dan Bungkam selama 8 Tahun melindungi AA Manik SH dari Ketidak Tahuannya siapa Hyang Suryo, Tapi malah Kurang Ajar tidak Tahu Aturan menampilkan Foto Diri dan Melecehkan Brahmaraja XI, benar benar Gila Orang ini.Bahkan menghidupkan Surat yang sudah di Cabut.yang pikirnya Aman setelah 8 tahun disimpan dan Hyang Suryo pun Diam Seribu Bahasa untuk melindungi Diri Manik yang Sarjana Hukum kok malah keluar Kebodohannya mengungkap Sendiri Kebusukannya.Padahal Sarjana Hukum kok malah mau merekayasa Hukum ? ini sangat memalukan Generasi Muda yang akan memegang Negri ini masa Depan, Sampai Brahmaraja XI pun menyerahkan Gelar "Sri Wilatikta" pada Generasi Muda dibawah 30 tahun yaitu Gusti Arya Wedakarna Rektor Universitas mahendradata yang Doktor Termuda di Dunia dan hormat dan Percaya  Hyang Suryo dan Leluhur Majapahit. bukan seperti AA Ngr Manik Danendra SH yang malah Penipu mau mengamabil Alih Leluhur di Puro Mojopahit dan Nama Puro Majapahit yang di Kelaim miliknya mentang mentang sudah Jadi Ketua Umum Pura kayangan Jagat Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi. EDUUUAN benar.

Jadi ajaran Orde Baru sangat "ngoyot" yaitu tidak kenal Leluhur tapi Hyang Widi / Tuhan / Allah dengan Pura Hindu menyembah Hyang Widi / Tuhan / Allah Padma satu mirip Pak Agung Poerbodjagad orang Hindu dari Bali di desa Bejijong Trowulan yang di hancurkan akhir 1999. Sedang Hyang Suryo tempat Leluhur Majapahit hingga orang Islam, Kristen, Hindu, Buda, Konghucu, Kepercayaan  dan apapun agemannya datang "Nyekar" karena mengaku berleluhur Majapahit termasuk AA Widura dan kelompoknya mengaku keturunan Majapahit tapi kok Mau nge-KUP Leluhur Majapahit ?. Hanya karena nyumbang Pelinggih Kawitan lalu Kawitan apa nama Kawitan yang disumbang sampai kini belum di Sebut Oleh AA Manik yang Ketua Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet Banyuwangi [Bali Pos], pun tidak disebut siapa yang melinggih di Kayangan Jagad Suryo Loka Gunung Srawet nya AA manik SH kalau Pura leluhur Hyang Suryo.


Jelas Pelinggih Brahmaraja dan Ratu Mas Kawitan Hyang Suryo juga leluhur Lainnya di "Puja" hingga Generasi ke X ini jelas sekali sampai leluhur Kawitan dilinggihkan di Pura Ibu Jimbaran. Jelas bahkan waktu Peresmian utusan China pun datang karena jelas Yulan / Ratu Mas Putri dari China dan sampai kini Hyang Suryo berhubungan baik dengan China Keturunan Raja Miao Li yang Besanan dengan Keluarga Brahmaraja Kadhiri [VCD ada], lalu AA Manik ini siapa Leluhurnya ?. Hanya ngaku Majapahit bikin Kawitan di komplek Puri Surya Majapahit Rumah Hyang Suryo. Sampai detik ini AA Manik SH notaris belum menyebut Kawitan yang di sumbangkan Pelinggihnya di Rumah / Puro / Griyo / Dalem Hyang Suryo kok mau merampas Tanah dan Rumah Hyang Suryo Padahal Rumah Tanah itu Milik Pura / Puro Jenggolo dan yang beli juga Orang Jenggolo Kadhiri hanya di atas namakan Hyang Suryo yang seorang diri dipaksa Menanda-tangani Penyerahan, Tanpa mengundang Keluarga Puri Jenggolo, kemarin Diah Swastika Wisnu Wardhani Yang membawahi Pasukan Muda Generasi Muda Jenggolo sudah nelpon disaksikan Gusti Prawiro dipoero Generasi Jenggolo secara turun temurun sampai sekarang tetap setia pada Keturunan Raja Kadhiri bukan pada AA manik Danendra SH. Dan Mereka ya Islam Kejawen tidak mengerti Hindu yang lahir 1961. Ya ada cuma Keluarga Mangku Jani Pura Majapahit Jenggala yang belajar Mangku hingga bisa Ngeleneng di Negara tempatnya Wedakarna dan sudah Almarhum yang KTP Hindu dan Bila Pura Majapahit Jenggala dapat sumbangan Pemerintah untuk Hindu oleh Pura Majapahit diserahkan Mangku Jani yang Hindu tinggal di Boyolangu dekat Candi Majaphit Gayatri sebab Puri Jenggolo cukup Kaya tidak perlu sumbangan dan di Puri Jenggolo Jl. KH Agus Salim tembus Jl. WR Soepratman Tulung Agung Punya Toko, Dieler Yamaha, Hotel, Pabrik Kain, Gunung Marmer bahkan RM Tjokrohadiningrat Putra Jendral RM Oerip Koesoemohardjo Pahlawan yang namanya di pakai nama jalan kerabat Hyang Suryo punya Tambang Emas di Pacitan dll  adalah Pura / Klenteng Leluhur Brahmaraja dan Ratu Mas / Dewi Kwan Im yang Eksis sampai kini bisa mendukung keuangan Pura Ibu Majapahit Jimbaran Bali, Juga Sekretariat PHDI punya Email yang bisa saling berhubungan. Bahkan Kejaksaan ada nelpon mau mengganti papan nama PHDI yang sudah Kabur dan Hyang Suryo mengijinkan karena sejak dahulu Orang Hindu meminjam Pura Leluhur Brahmaraja untuk Kantor / Sekretariat PHDI katika PHDI pecah dua Jenggala pun tidak ikut-ikutan jadi ya tetap kantor Parisada Hindu Darma Indonesia [PHDI]. Papannya sampai ada Surat PHDI Jawa Timur menyuruh menghancurkan Hyang Suryo tidak berani menghancurkan karena tidak ikut masang Papan PHDI tapi umat Hindu yang masang lalu Jawa Timur ikut PHDI yang mana  waktu itu ? Dan pihak Puri Jenggala tidak pernah ikut masang papan tapi Umat Hindulah yang memasang papan, Juga di Pura Majapahit Jenggala ada Kantor Pusat Yayasan Puri Surya Majapahit.

Jadi ketika itu Hyang Suryo Kondisi Sibuk menghadapi Penutupan inilah Hyang Suryo di undang ke Garnisun dengan alasan rapat Hari Raya Nyepi dan Undangan masih ada, disana disebutkan yang hadir, dan Hyang Suryo menghormati hadir bersama Made Sudarsana SH M hum dari Universitas 17-8-1945 yang Juga Pengacara untuk menghadapi "penutupan" oleh Camat Trowulan pada waktu itu, dimana di Garnisun sudah menunggu yang Hyang Suryo Kenal waktu itu AA ngurah Rai, Ngurah Manik, Ibu Sofi yang meminjam surat jual beli untuk ngurus IMB alasannya jadi Manik mempunyai Copy Surat Jual Beli dari Ibu Sofi yang mengurus IMB waktu itu Camat sudah memberikan cap tapi dicabut kembali karena tekanan KH Nurhadi dan Groupnya yang menutup, di Garnisun ini Hyang Suryo di Bentak, disamping dibentak-bentak dan diancam mau di ciduk Asop Garnisun Let Kol Swamba pura-pura angkat Telepon ke Polisi ngancam mau nyiduk Hyang Suryo padahal Hyang Suryo punya Keluarga waktu itu KEPALA MAHKAMAH / ODITURAT MILITER TINGGI wilayah I [Sumatra dan Kalimantan] mantan Kepala Uditurat Militer III -12 Surabaya juga Mantan Kepala Hukum Kodam Udayana [KAKUMDAM] ini AA Manik tidak tahu dan Hyang Suryo yang juga tidak tahu siapa AA Manik S.H Notaris sampai detik ini tidak Kenal dan tidak Tahu Alamat AA Manik. Padahal oleh AA Manik SH  Hyang Suryo di paksa menanda tangani surat yang juga tidak sempat di Baca waktu itu dan Hyang Suryo di beri Copynya, ...."Pokok nya tanda tangani ini untuk keselamatan Hyang Suryo", kata Ngr Manik SH sambil melotot dan sampai detik ini wajah Manik yang melotot ngancam masih jelas dan sesuai foto di Bali Pos ucap Hyang Suryo ketika ditunjukkan Bali Pos "Ya benar ini Orang nya yang Ngancam dan maksa menanda Tangani Surat yang di Persiapkan sebelumnya sambil matanya melotot " ucap Hyang Suryo kepada Tisna SH Keturunan Raja Buleleng yang dibuang ke Padang dan kini Pengacara di Surabaya dan memberi Rumah bekas Raja Buleleng yang di Selong ke Padang Sumatra oleh Belanda dan Kori Paduraksanya termegah di Buleleng kepada Hyang Suryo bahkan kepada Ibunya Tisna Hyang Suryo manggil TANTE karena bukan Orang bali bahkan oleh Tante, Hyang Suryo diberi Rumah di Sangga Langit sampai Gusti Tisna SH dengan sangat "murka" menanyakan dimana Alamat AA Manik SH. Silahkan Tanya ke Bali Pos Hyang Suryo Jarang mendatangi Orang, diundang pun pikir pikir khawatir di undang di paksa tanda tangan kecuali undangan Upacara dan jelas. Seperti menanda tangani Prasasti Ganesa Tertinggi di Dunia, Prasasti The Majapahit Center, Prasasti Baliwood dan lain-lainnya bukan Prasasti surat penyerahan seperti karangan AA Manik SH, waktu itu Hyang Suryo yang kenal betul dengan AA Ngurah Rai Puri Tegal yang bapaknya AA Ngurah Gede Almarhum memberi Hyang Suryo rumah / kamar pribadinya beserta kunci untuk ditempati Hyang Suryo tetapi Hyang Suryo tidak bisa menempati karena di Jawa karna waktu itu AA Ngurah Gede tidak cocok dengan anaknya hingga Hyang Suryo diberi rumah miliknya tapi Hyang Suryo tidak mau bahkan AA ngurah Agung memberi rumah akan dibangunkan di Jaban Mrajan, tapi waktu itu AA ngurah Rai tidak setuju Hyang Suryo kalau ke Bali bisa di Hotel saja kata AA Rai disaksikan rapat keluarga dan memang kalau Hyang Suryo di Bali tinggal di Hotel Jl Pemecutan Gratis kalau di Hotel Lain Pemecutan dibayari AA Ngurah Rai dan AA Ngurah Rai Nyungsung Pratima Ratu Mas Kawitan Ibu Majapahit Hyang Suryo yang di linggihkan di Pura Majapahit Puri Tegal Pratima dipendak 23-12-1993 dan tiba di Pura Majapahit Puri Tegal 24-12-1993 dari Pura Majapahit Keprabon / Pura Wilatikta / Sanggar Suryo Kencono punya ijin Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur untung tempat ini AA Manik tidak tahu kalau tahu nanti di Sumbang Pelinggih lalu diambil alih, dan AA Ngurah Rai yang diam saja ketika Hyang Suryo di bentak-bentak. Padahal nyungsung Leluhur Ratu Mas Hyang Suryo kok malah mendukung Manik mau Nge KUP Leluhur di Trowulan padahal di Buleleng Pratima Hyang Suryo malah dapat tanah 200 hektar dan di Bangunkan Kayangan Jagad oleh Gusti Sentanu dibantu dana gaji Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV Bali yang gajinya diserahkan penuh untuk Pembangunan Pura Kayangan Jagad Hyang Suryo di Kali Buk-Buk Buleleng dan Budi Hartawan SH pun sempat marah marah tanya alamat AA manik SH ketika membaca Bali Pos.  Tapi Hyang Suryo jawab tidak tahu dan memang tidak tahu, juga Gusti Latria membangunkan Candi Megah untuk Pratima Hyang Suryo sampai diresmikan PHDI, dan tokoh-tokoh Buleleng Ngenteg Linggihnya besar babi gulingnya 15 Bantennya besar sekali, ini A A Manik Danendra SH nyumbang pelinggih malah mau menguasai dan memaksa nanda tangani penyerahan rumah dan tanah Hyang Suryo bikin malu orang Bali saja sungguh sangat MEMALUKAN, Ini disaksikan Made Sudarsana SH M hum termasuk pengacara Hyang Suryo menghadapi penutupan Camat, Hingga keesokannya Hyang Suryo bersama Made Sudarsana SH M hum ke Oditurat / Mahkamah Militer III di Jalan Mayor Jendral Sungkono melaporkan Peristiwa ini, atas nasihat Mahkamah Militer setelah membaca Surat yang ditanda tangani dan di lampiri Akta Jual Beli hasil copian pengurusan IMB disarankan di Cabut saja karena ada unsur Pemaksaan, benar pihak Manik pun membuat Somasi agar menyelesaikan PPAT dengan lampiran Foto Copy Surat Jual Beli yang di pinjam untuk ngurus IMB inipun masih lengkap dan Pencabutan serta surat pemaksaan sudah dikirimkan oleh Team Pengacara Pura Majapahit Trowulan yang diketuai DR Made Warka yang bahkan ada dekan UNTAG pula turun untuk menghadapi AA Manik yang dianggap gawat dan Surat pencabutan dikirim kepada Lurah, Camat, Koramil, Kodim, Kodam dan POLDA Jawa Timur untuk diketahui.

Juga surat pencabutan dikirim ke AA Ngurah Rai dan sudah disampaikan AA Ngurah Mayun Samirana SH nama yang AA Manik cantumkan untuk menerima penyerahan yang di paksakan di Puri Satria yang Hyang Suryo tidak kenal tapi melalui AA Ngurah Rai saja yang berhubungan dan membawa kenalan / keluarganya dan jelas sudah diberitahukan diantar ke AA Ngurah Mayun Samirana SH dan sudah di terima waktu itu sesuai AA Ngurah Rai dan kalau mengingkari, silahkan AA Ngurah Rai sudah di aben hingga memukur dan Melinggih di Mrajan Kawitan Puri Tegal kalau diingkari Pasti TULAH [Bali] atau KUWALAT [Jawa] karena BERBOHONG pada Dewa Bhatara Kawitan hingga tenang  8 Tahun bila AA Manik mengungkit kembali boleh saja arsip pencabutannya ada di Lurah, Camat, Kodim, Koramil, PANGDAM, POLDA Jawa Timur sebab somasi AA Manik juga di Tembuskan kemana mana entah benar tidak belum tahu atau hanya Gertakan tapi pengacara serius karena menyangkut Pura / Mrajan LELUHUR orang banyak bukan Manik saja, jadi surat pencabutan oleh Pengacara juga di tembuskan kemana-mana agar sama dan tidak Runyem kemudian hari Lha... ini sekarang diungkap lagi oleh Manik yang di BONGKAR sekalian biar semua tahu karena sampai kini Surat Pemaksaan tanda tangan asli masih di tangan AA manik SH jadi ngerti Hukum tapi untuk Nipu dan ngancam Hyang Suryo dan Leluhurnya ini akan di KUTUK LELUHUR kalau tidak mengembalikan surat dan maturan GURU PIDUKA dan BENDU PIDUKA kepada LELUHUR di PURA IBU MAJAPAHIT JIMBARAN sesuai adat Bali kan dekat sama sama di Bali, Akhirnya peristiwa ini reda 8 tahun tidak ada kabarnya lagi dan Hyang suryo menganggap beres dan percaya masak orang Bali yang taat Agama Hindunya sampai hati berbuat biadab dengan dalih Hukum mengesampingkan adat leluhur yang dianggap buta... ya, dan tiba-tiba dimuncul kan di Bali Pos 7-1-2010 oleh AA Ngr Manik Danendra SH lengkap dengan foto dirinya.

Jadi itulah peristiwa sebenar nya, dan Puri Surya Majapahit adalah bukan milik Hyang Suryo tapi Keluarga Besar, jadi kalau ada apa-apa di rapat kan dulu bukan Hyang Suryo dipaksa Tanda Tangan Sendiri di garnisun dengan ancaman, Padahal sudah kesulitan menghadapi serbuan Imam Karyono, dan Akhirnya 16-11-2001 di Tutup Camat, sedang kejadian pemaksaan tanda-tangan malah awal 2002 saat penutupan apakah ada kerja sama dengan Camat yang sudah Meninggal Dunia ?.

Padahal Tuduhan di Tutup Meng Hindu kan Orang, Juga dituduh Tempat Ibadah Hindu, Padahal mati-matian Hyang Suryo dengan jujur tulus iklas tidak bohong bukan membuat Tempat Ibadah Hindu tapi tempat leluhur Majapahit di Dalam Puri Surya Majapahit [Yayasan] dan Kuburan tidak perlu ijin di Madura ngubur belakang rumah boleh, juga di Pacitan dll dan Hyang Suryo tidak ngubur Mayat tapi Candi adalah tempat Roh leluhur.

Dan ini peristiwa sudah tidak perlu di buka pikir Hyang Suryo, dan Hyang Suryo sudah di undang ke Bali sampai Media dan Bali TV memberitakan keberadaan Hyang Suryo di Bali dan aman-aman saja, Sampai di Singaraja Hyang Suryo di beri Rumah oleh Gusti Latria adaik kandung Pahlawan Let Kol Wisnu yang namanya dipakai Lapangan Terbang.

Kemudian Rumah itu kini jadi Puri Surya Majapahit Buleleng dimana didalamnya ada Candi  Ganesha Buda yang waktu ngenteg Linggih PHDI Buleleng mengatakan sebagai Kayangan Jagad sedang Hyang Suryo mengatakan hanya Mrajannya Brahmaraja XI saja dalam sambutannya juga, juga Puri Pide yang tempat parkirnya Luas di Berikan Hyang Suryo untuk tempat tinggal dan menemui tamu termasuk Arya Wedakarna, Karel Gunter Meyer [Memberi Bongalow / Kamar di Hotel Melka], Dosen-dosen IKIP diantaranya Arya Sunu [sekarang ngambil gelar DOKTOR] yang sering antar jemput Hyang Suryo dari GWK ke Buleleng dll untuk menrancang Ganesha Tertinggi di Dunia dimana awalnya Pura Majapahit di komplek Patung Ganesha, Tapi kini pindah ke Puri Surya Majapahit rumah hadiah Gusti Latria, Juga Gusti Sentanu sedang membangun Kayangan Jagad Majapahit bersama Budi Hartawan SH Anggota Komisi IV DPRD PROV Bali yang menyempatkan datang ke Pura Ibu Puri Gading setelah membaca Bali Pos dan sudah dijelaskan duduk persoalan yang sebenarnya serta sudah di cabut tanda-tangan Hyang Suryo pada Surat Penyerahan yang dipaksakan di Garnisun Pembangunan Kayangan Jagad Majapahit untuk Pratima Budha Hyang Suryo yang ber-Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI,  yang nama Sri Wilatikta di berikan kepada Rektor Universitas Mahendradata hingga memunculkan berita AA Ngr Manik danendra SH di Bali Post dan ini sangat mengejutkan, Pura Trowulan yang di sakralkan dan di Sucikan dimana Pratima bersemayam di Gedong / Klenteng dan kini dijaga Raden Sisworo yang berjuang sejak 1980 di Trowulan, juga Andre anak Hendra Saputra Keluarga Besar Klenteng Tuban yang menjaga di Pura dan Pusat Informasi Majapahit Trowulan Beliau yang membangun Gedong disamping kiri Rumah Hyang Suryo untuk Pratima / Kimsin Dewi Kwan Im / Ratu Mas 1998 agar Tersucikan, di Belakang juga ada Gedong untuk Kwan Im Tangan Seribu yang sama dengan Pura Ibu Majapahit Jimbaran, Jadi masak Leluhur mau diambil alih oleh AA ngurah Manik Danendra SH ?. Padahal mau ngurus ijin segala, itu banyak Pura Hindu yang gagal, di Candi Tikus juga gagal masih nunggu ijin sampai detik ini dan Padmanya di Jawa Pos bahasa China hancur Januari 2008.

Ida Bagus Basma tanahnya depan Pendopo Agung gagal tapi carunya berhasil waktu itu para mangku Rambut Siwi 1999 Hyang Suryo Belum di tutup mengantarkan para mangku untuk membuat Caru didepan Pendopo Agung masuk 100 meter Tanahnya Ida bagus basma, karena Caru untuk tanah Trowulan, maka Hyang Suryo membantu mengamankan waktu itu Lurah wilayah Caru desa Sentonorejo Lurah Sulkan sahabat baik Hyang Suryo yang kebetulan keponakannya mantan Istri Raden Sisworo, sampai dibawakan arit (Clurit) oleh pemuda setempat, Hyang Suryo menghadapi dan menjelaskan kalau ini Para Mangku Rambut Siwi adalah Orang Majapahit dan mereka tahu Hyang Suryo sangat dekat dengan Lurah Zulkan yang tiap pagi Derok'an / Ngobrol di Rumah Hyang Suryo.


Jadi inlah Penjelasan Kejadian sebenarnya bahkan Yayasan Puri Surya Majapahit Trowulan kini Sudah Buka Pusat Informasi Majapahit didepan Pusat Informasi ada Padma dan Patung Ratu Mas Leluhur Putri di Cor di Padma Pusat Informasi yaitu sebelah barat Rumah Hyang Suryo yang ditutup Camat, Pusat Informasi adalalah bekas Rumah Pak Lurah Sapuan, Hyang Suryo mengucapkan terima kasih pada Umat Hindu di Bali itu adalah atas Undangan dan Bantuan selama di Bali karena Pura majapahit Trowulan sedang di Tutup hingga Sukses di Bali bukan untuk ngurus ijin Pura Hindu seperti AA Ngr Manik sebut di Bali Pos, masak Leluhur bisa diambil alih ?. Buktinya Leluhur kan untuk Umum ? Seperti Pelinggih Kawitan yang Ngurah Manik membuat itupun Pratima nya milik Hyang Suryo dan rela diletakkan di Pelinggih / Candi agar bertaksu, seperti Pratima Ganesha dibuatkan Kahyangan Jagad di Buleleng, sebelumnya nyejer di Musium atas undangan Dinas Parawisata dan Budaya waktu itu Ida Bagus Puja Erawan dan 9 Bulan Ganesha nyejer di Singaraja terwujutlah Patung Ganesa Tertinggi di Dunia masuk Musium Rekord Indonesia [MURI] berkat Perjuangan bersama khususnya Wedakarna dan Karel Gunter Meyer serta masyarakat Buleleng, hingga ada Puri surya Majapahit di Buleleng Hyang Suryopun menyerahkan kembali untuk Pelinggih Leluhur agar umat bisa Tangkil, Sedang Trowulan adalah Rumah / Puro Hyang Suryo di belakang utara ada tempat Leluhur Ratu Mas [Candi Singalayapura] Brahmaraja Meru Cor Tumpang XI sumbangan umat Buda China mirip di Puri Surya Majapahit Jimbaran untuk Pelinggih Ibu Ratu Mas / Dewi Kwan Im Sang Penari, di Trowulan juga Umat Konghucu malah mengirim Barongsai kalau Ulang Tahun / Se Jit Ratu Mas / Dewi Kwan Im Leluhur Hyang Suryo, ini yang tidak diketahui Ngurah Manik yang sibuk sebagai Notaris ucap Ngurah Darmaputra SH yang juga menjelaskan kasus Pensertifikatan Pura Desa oleh AA Ngurah Widura Almarhum dan kini akan di ulang pada Rumah / Puro Hyang Suryo di Trowulan oleh Putra nya AA Ngr Manik Danendra SH,

Tapi biarlah kita lihat saja Leluhur tentu tidak tinggal diam, orang jawa bilang "Becik Ketitik Olo Ketoro" Hukum mau direkayasa, Hyang Suryo tetap menjalani "'JUJUR-SABAR-NARIMO"" dan Sangat sadar dianggap Bodoh, Team Pengacara Gratis yang diketuai DR Made Warka dari Universitas 17-8-1945 sejak penutupan hingga Kasus Ngurah Manik mengetahui Jelas akan diberi Tahu lagi bahkan Beliau sudah pesan jangan mau datang kalau ada Undangan nanti dipaksa Tanda Tangan lagi seperti Camat Ngundang dipaksa Tanda tangan akhirnya di Cabut Pengacara, Manik Ngundang di Paksa Tanda Tangan sudah di Cabut, Juga di Bali sudah ada Gusti Tisna SH yang memberi Puri Pide Rumah Raja Buleleng yang dibuang ke Padang, sudah Nelpon membaca Bali Pos dan sudah tahu duduk perkaranya, dan sangat prihatin dan Siap mengadakan Rapat secepat nya membahas ini, Karena menyangkut leluhur dimana 9 Bulan sebelum Hyang Suryo di undang ke Singaraja sudah kerauhan bahwa Raja majapahit akan tinggal di Puri Pide dan sudah terbukti ternyata Hyang Suryo tinggal di Puri Pide yang kosong dan "tenget" memiliki Gapura Paduraksa termegah di Singaraja di mana di Puri ini rapat-rapat sampai terwujut Ganesha Tertinggi di Dunia suatu karya nyata di mana dalam Prasasti tertera tanda-tangan Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI Ibu Sukmawati dan tokoh-tokoh World Hindu Youth Organization ini untuk memajukan Parawisata Buleleng yang kini ratusan Kapal Layar dari seluruh Dunia merapat di Lovina Kali Bukbuk tempat Ganesha, dan Puro Pusat Trowulan tempat ber-Stananya Dewi Kwan Im Tangan Seribu Jien So Jien Yen akan diambil alih Ngurah Manik Danendra SH ?.

Silahkan memperkarakan hukum tempat Melinggih di Trowulan yang orang Bali bilang Durga Tangan Seribu yang sudah di Upacarai ke Universitas Mahendradata dan Denpasar hujan dan Banjir [Bali Pos] di upacarai di Pura Durga Kutri Mahendradata dan Odalan di Bali sejak 2003, silahkan memperkarakan Beliau yang melinggih aslinya di Meru Cor Trowulan yang pernah berpesan melalui Kapeselang "Kengken Iye Nguwuke Meme Kel Munggel, Nyen Sing demen Meme ke Nguwuke, Jegeg Meme di Jagate, Yen Ngerwede Merupe Bhatari Mecaling Jagad Uwuk Gumeine, Ne Meme Gangge Rabin Pasopati..." Camat yang nutup Struk dan Tewas, AA Ngurah Rai Penglingsir Puri Tegal yang membawa AA Ngurah Widura dan 2 anaknya termasuk Ngurah Manik, Mrajannya terbakar dan kini telah tiada, di susul AA ngurah Widura pun telah tiada sang pemilik Pura Desa Denpasar ini yang waktu Odalan di Mrajan nya ada yang kerauhan dan Banten yang belum di puput di acak-acak yang kerauhan cerita Ngurah Darmaputra SH, Pendukung Pura Ibu Majapahit siap silahkan memperkarakan Leluhur Durga Tangan Seribu silahkan, Orang diam di injak-injak terus, Silahkan Wahai AA Ngurah Manik SH Silahkan karena sudah Bocor di Bali Post, Leluhur siap dulu kan sudah Anda somasi dan surat di cabut, kini hidupkan lagi tanda-tangan Hyang Suryo yang anda Paksa di Garnisun Silahkan akan dibuka semua, Salut sekali ada Orang berani mau mengambil alih LELUHUR MAJAPAHIT, kami persilahkan

Tanpa hak jawab di Bali Post, cukup di Bolg ini saja cerita kasunyatan ini di tulis, biar Dunia tahu sekalian betapa Hukum dibuat permainan, padahal Hukum adalah Panglima, sudah didiamkan dan menjadi Rahasia Umum para Kerabat saja yang tahu, termasuk Wedakarna [sekarang Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I]  2005 sudah mengetahui ini, bahkan Sudarsana SH Mhum pun sudah ke Puri Surya Majapahit menceritakan duduk persoalan sebagai saksi yang menyaksikan pemaksaan tanda-tangan di garnisun Surabaya. Jadi pertanyaan tentang Bali Post sudah dijawab sebenarnya atas nama Leluhur sekarang di TV lagi Ngetren "Sumpah Demi Allah" lha di Pura Ibu Majapahit tidak ada sumpah-sumpahan kita serahkan Leluhur yang menciptakan kita "Becik ke Titik Olo Ketoro" mengenai acara di Pura Besakih adalah acara yang dibuat Universitas Mahendradata, Hyang Surya Brahmaraja XI di undang, kemudian didepan Leluhur Majapahit memberikan Gelar "Sri Wilatikta" nama belakang tergantung Trah Wedakarna, sebab nama ini perlu di wariskan pada orang yang mampu berjuang untuk Majapahit sebagai simbol dunia bukan lokal, jadi sudah sepantas nya President World Hindu Youth Organization menyandang Nama "Sri Wilatikta" dimana Leluhur merestui acara tidak hujan semalaman hingga Pagi jam 9 Pratima Ratu Mas pulang dijemput pengawalan Polda XI Bali dan tiba dengan selamat di Pura Ibu Majapahit jam 11 pagi, bahkan Pengawal bawa pistol ada foto nya mengenakan Rompi Biru Anti Peluru, dimana malamnya dalam Pidato Pertamanya Sri Wilatikta Tegeh Kori Kepakisan I mengatakan ada ancaman Bom untuk Bali di internet, tapi tidak terbukti berkat Restu leluhur, hingga penjagaan di perketat.

Jadi inilah tanggapan untuk AA ngr Manik Danendra SH yang juga Ketua Kayangan Jagad di Banyuwangi sesuai Bali Post kok mau menguasai Mrajan Hyang Suryo ? kan turun pangkat dari Kayangan Jagad ke Mrajan di dalam Puri Surya Majapahit / Rumah / Puro Hyang Suryo yang mau dikuasai secara paksa mentang-mentang menyumbang Pelinggih Kawitan sungguh ironis menurut AA Darmaputra SH dan juga Gusti Tisna SH juga Budi Hartawan SH berani-berani nya Pura Kawitan Leluhur orang banyak mau di kuasai secara paksa dan saat-saat Hyang Suryo menghadapi serbuan hingga penutupan yang Team Pengacara dari Universitas 17-8-1945 berjuang menghadapi Camat ini ada tikaman dari dalam dengan kedok membantu menyelamatkan Hyang Suryo tapi malah ingin menguasai rumah berikut Leluhur Brahmaraja dan Ratu Mas yang dipuja berbagai agama para kerabat Majapahit hingga merepotkan lagi tugas Pengacara menghadapi tikaman dari Bali hingga Hyang Suryopun di undang ke Bali dan Ngurah Manik tentunya tahu bukan menemui malah di Bali Post mengungkap "kisah lama" pemaksaan tanda tangan menyerahkan rumah dan tanah padahal hanya nyumbang Pelinggih Kawitan dan sekarang punya Kayangan Jagad di Banyuwangi malah mau mengungkap pemaksaan penanda tanganan penyerahan yang di paksa dengan ancaman dan sudah di cabut tapi mau dihidupkan lagi "Jadi di blog ini pun Hyang Suryo menyatakan pencabutan tanda-tangan yang dibawah Ancaman untuk ke 2 X nya". Memang surat tanda-tangan Hyang Suryo yang asli dipegang terus oleh Ngurah Manik SH untuk diperkarakan ya silahkan saksi penanda tanganan di Garnisun semua Orang nya Manik silahkan berbohong di depan Leluhur kalau bukan pemaksaan dan ada Made Sudarsana SH M hum Pengacara Hyang Suryo untuk menghadapi penutupan Camat waktu itu sampai malu sebagai orang Bali melihat kejadian pemaksaan itu hingga mendampingi Hyang Suryo ke Mahkamah Militer Tinggi III Surabaya karena kejadian di Garnisun dan karena kasus sipil ya disarankan di cabut saja tanda tangan yang di paksa kan itu lebih-lebih ada somasi dari pihak Manik agar menyerahkan PPAT jadi sudah di cabut dan 8 tahun berlalu kini malah diungkit kembali di Bali Pos selama 7 Tahun Hyang Suryo di Bali berkiprah tidak pernah menemui tapi Ngurah Darma Putra SH tetap datang sering Nangkil bersama Ida Pedanda Telabah bahkan sudah minta ruwatan di Pura Ibu Majapahit kini Pura Ibu Majapahit tinggal nunggu Guru Piduka dan bendu Piduka dari Ngurah Manik agar tidak kena Tulah [Bali] atau Kuwalat [Jawa] kan Belum ada rundingan dengan para kerabat Majapahit atas pemaksaan pribadi Hyang Suryo menanda-tangani surat penyerahan ? Untuk penyerahan itu aturannya rapat keluarga dan para pendukung Puri dan Rumah itu adalah milik orang banyak dan Hyang Suryo tidak ikut membeli seperti hal nya Pura Ibu Majapahit Jimbaran Hyang Suryo tidak ikut membeli hanya dipakai nama agar sesuai nama dan leluhur yang di sungsung yaitu Brahmaraja dan Ratu Mas yang orang China menyebut Dewi Kwan Im Sang Penari.

Demikianlah ini sangat terpaksa di tulis karena menghadapi pertanyaan orang yang belum tahu, betapa besar godaan Pura Majapahit Trowulan baik dari luar dan dalam tapi inilah yang membuat semakin maju, Bung Karno masa mudanya sampai keluar masuk penjara akhirnya bisa memerdekakan bangsa dan mendirikan Republik ini dengan Dasar Pancasila yang mana 1965-1966 pengikutnya di tumpas sampai akar-akar nya, dan nama Bung Karnopun mau dihapus dari sejarah [Metro Files]. Tapi Beliau tambah jaya, juga Universitas Marhaen yang didirikan Bung Karno 1963 di Bali pun hingga ganti Nama ''MAHENDRADATA" hingga Arya Wedakarna berjuang mendirikan The Sukarno Center dan The Majapahit Center di Bali hingga di akui Dunia hingga Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga Penasihat The Majapahit Center menganugrahkan nama "Sri Wilatikta" melihat kegigihan Sang Pemuda yang kini Rektor Termuda di Dunia memegang Pendidikan Masa Depan bangsa untuk di cerdaskan. Hyang Suryo Yang Brahmaraja XI tulus Iklas melepaskan nama Abhiseka nya kepada Pemuda yang akan menguasai Masa Depan karena merasa Tua dan semua Kerabat menyetujui termasuk Leluhur Ratu Mas dan Brahmaraja penerima Pertama Gelar "Sri Wilatikta" dan Hyang Suryo kan Nomor XI jadi Wajiblah Barang Titipan di wariskan kepada Pemuda yang terbukti berjuang untuk Majapahit ke Dunia Luar Indonesia denga lebel President World Youth Organization disamping rektor Universitas Mahendradata yang berani memasukkan kampusnya Pratima Leluhur Majapahit sebelum jadi Rektor, Bahkan DOKTOR termuda di Dunia disusul adiknya yang Juga DOKTOR Wanita Termuda di Dunia, jadi kelak siapa yang mewarisi nama "Sri Wilatikta" apakah diwariskan pemuda yang tidak bisa berjuang tapi masih keluarga Hyang Suryo ? kan sangat memalukan. Jadi di era Moderen Keturunan Kelompok Keluarga sudah bukan syarat Mutlak, tapi yang mampulah yang berhak dan Wedakarna juga Trah Tegeh Kori Ketua Pasemetonan jadi saat-saat sakral di depan Pelinggih Ratu Mas sekalian kita bersama menyaksikan penyerahan nama "'Sri Wilatikta" agar nama ini makin Berkibar di sandang Pemuda Masa Kini yang masih dibawah 30 tahun dan bisa menjangkau masa depan dimana yang Tua sudah Pikun duduk di kursi menerima sungkem yang muda tanpa bisa berbuat apa apa [Gusti Tisna SH bersama Team The Majapahit Center Universitas Mahendradata]

My Blog List

Text Widget

Text Widget