EDISI 354 8 Februari 2006 LAPORAN UTAMA: Sosok Hyang Suryo Wilatikto belum banyak yang mengenal siapa sejatinya Lelaki berkulit putih rambutnya sebahu berpostur sedang ini ? Ternyata masih banyak yang belum paham, Banyak orang yang mengaku sama dengan namanya, Lalu mana yang asli ?. Dia menasbihkan diri sebagai keturunan langsung Majapahit. Bahkan dirumahnya di Trowulan, terdapat silsilah keluarga Majapahit, yang sampai pada akhirnya jatuh padanya. Keaslian dari silsilah tersebut, tentunya masih perlu dipertanyakan. Seperti diungkap oleh Sokip, yang mengaku sebagai pemerhati Kerajaan Majapahit asal Surabaya. "Kalau orang lalu lebih tertarik menyoal Kepindahan pusaka itu, silahkan saja. Tapi kalau saya justru mempertanyakan apakah Hyang Suryo itu asli?" katanya. Sambungnya dirinya pernah melacak 2 orang yang mengaku sebagai Hyang Suryo. Tapi setelah dilacak keberadaannya, ternyata palsu. Merujuk dari peristiwa itu. Dirinya berkeyakinan. Bahwa Hyang Suryo yang asli sangat dekat dengan anak Bung Karno. Tapi tidak menjelaskan, anak Soekarno mana dan nomor berapa, juga dari Ibu siapa yang ia katakan dekat tersebut. Pendapat Sokip yang meragukan keberadaan Hyang Suryo, tak beda jauh dengan Sisworo "Hyang Suryo itu asli dari Blitar" jelasnya. Lagi lagi ia juga tidak merinci, Blitar mana, Sisworo sendiri juga pernah mendengar ada orang yang mengaku-aku sebagai Hyang Suryo. Tapi setelah ia buktikan, ternyata bukan,"Dia bernama Samson, Tapi, dia mengaku-aku sebagai Hyang Suryo" katanya.
MENJADI PENDETA :
Hyang Suryo sendiri kepada POSMO [1999] pernah menjelaskan, Kalau dirinya oleh orang tuanya sengaja dipersiapkan untuk jadi pendeta sejak kecil, "Saya sudah dipersiapkan orang tua untuk menjadi seperti ini sejak saya berumur enam tahun" Katanya kala itu dirumahnya. Lelaki yang gemar memakai pakaian putih dan ber-udeng [ikat kepala. Red] ini, memang memiliki sejumlah Pusaka yang diyakini dibuat oleh empu ketika Kerajaan Majapahit masih ada, Kendati keasliannya sampai sekarang terus disoal, tetapi lelaki ini bergeming, ENTAH DASAR APA IA TIDAK MAU MENANGGAPI BERBAGAI KOMENTAR MIRING TENTANG DIRINYA, SEHINGGA MASALAHNYA MAKIN RUNYAM KENAPA ? Sebab Antara Hyang Suryo yang asli dan palsu, sama sama tidak ada ciri khusus. Baik itu, dari bentuk fisik ataupun ciri lain, Semisal Tahi lalat, atau luka, dsb.
Bahkan Hyang Suryo sendiri, juga tidak pernah berkenan MEMPROKLAMASIKAN diri, Siapa sejatinya dia, setahu masyarakat Desa Trowulan, dia adalah seorang pendeta. Tidak lebih dari itu. [whien/mufid]
Tulisan Cina mengatakan Lebar sungai SEKUNGLI 4 km. Hutan masih lebat belum ada ilegalloging/penggundulan hutan, hutan lebat mata air besar jadi Kapal layar bisa sampai Kadiri dengan di dayung pimpinan dayung pakai kendang ..Dung...Dung..Dung. Layar digulung. di Hongkong Jung/perahu Dung Dung model ini masih banyak untuk Wisata Bahari ke Macao itu bisa di lihat di film Wong Fei Hung disiarkan TV sampai jilid IV di Cina Perahu/Jung ini bisa masuk sungai Shanghai sampai ke kota XIAN 6000 Km dari Pantai untuk mengambil Keramik/piring/mangkok dan dikirim Kadiri [Sekarang masih banyak ditemukan keramik cina jaman dinasti Ming 1368-1644 harganya mahal karena antik] Sedangkan Kadiri dari Surabaya hanya 200 km, bagi Jung/Perahu Dung Dung kan dekat jadi enteng dayungnya, Biasanya yang mukul kendang orangnya Gemuk yang dayung Dempal-Dempal seperti Binaragawan. Untuk Para Pemerhati Kerajaan Majapahit saya minta jangan hanya memperhatikan saja, coba datangi, kenali, biar tidak salah duga, curiga, terus menerus akhirnya membuat Opini pribadi yang ngawur. Selamat memperhatikan Tulisan ini [karena kalau mencari Hyang Suryo dapat yang palsu terus] dan semoga anda tidak diperhatikan Orang atas kesalahan prediksi memperhatikan.[disalin dan ditulis kembali serta komentar oleh Gusti Heker Ahli Computer dibantu GRP.Nokoprawiridipuro Ahli penterjemah Lontar bahasa jawa/arab dan Mpu Hong Tjie ahli Tulisan China/jepang] Puri Surya Majapahit punya banyak Pakar sesuai Bidangnya. jadi untuk mendatang diusahakan penulisan makin Profesional. Contoh Uang Cina yang berputar dibawah kiri tulisan ini Tulisan dari atas kebawah CEN WANG kiri kekanan THUNG PAO artinya Uang Cina ini diedarkan Jaman Raja WE [Wang We] Putra Raja Cow-Cow 523 M setelah SAMKOK pengganti WE adalah CING, Cow Cow terkenal dengan nama Anjing Cocow menurunkan Anjing Kintamani Bali sewaktu Putri Kang Tjieng Hwie dikawin Raja Bali Sri Djayapangoes Beliau membawa Anjing Kesayangannya, jenis Cocow dari Cina [Bukti kepakaran Hong Tjie], Ayah Putri ini bernama JINGKANG di puja di Pura Balingkang sebagai Syahbandar, Karena Beliau Ahli Kapal/Pelabuahan lalu dipercaya jadi Syahbandar/Kepala pelabuhan Buleleng Bali. Usia Uang ini 1586 tahun cukup tua. Lebih tua dari Candi Borobudur 500 tahun. Bukti Cina sudah hubungan dengan Nusantara ribuan tahun, Arab/islam masuk Jawa abad 15, 500 tahun yang lalu, ada lebih tua perorangan satu dua orang numpang Saudagar Gujarat. Menjadi Penasihat Bupati Demak R. Patah dengan Mengajari menyerang Majapahit yang Kafir/Kufur/Batil [Buku Tan Koen Swie Tulisan Jawa]. DI Bali kalau Upacara masih menggunakan Uang kuno ini untuk SESARI Odalan, Sangu Ngaben dll. disebut Uang Kepeng, di jawa Uang Gobok, dan banyak ditemukan bila Orang menggali tanah, atau di Sungai bekas jatuh dari Perahu, atau bekas tempat Ngaben. silahkan perhatikan ada uang muter terus di ujung bawah kiri.[tapi jangan lama-lama kepala anda bisa pusing ikut berputar-putar terus]