Translate Language of :
Home: R.I silahkan lanjut Translate bahasa asing Anda Chinese Simplified Korean Japanese Russian English French German Arabic Spain Italian Dutch

MENGEMBALIKAN KEJAYAAN MAJAPAHIT



KORAN BALI 3-5 Februari 2003: Kintamani, Koran Bali. Carut marutnya bangsa Indonesia akibat krisis multi dimensi. Ancaman disintegrasi, membuat sejumlah komponen masyarakat, khawatir, berharap bangsa ini segera berubah. Paguyuban Kerabat Majapahit {PKM} menggelar pameran bertajuk "Budaya Pemersatu Bangsa" di Lake View Hotel, Kintamani, Bangli. Menurut Ketua Pameran Gusti Kade Sutawa SE. MBA pameran benda Pusaka Leluhur Majapahit ini bertujuan mengenang kembali kejayaan Kerajaan Majapahit. Pada masa tersebut, jelasnya, Nusantara yang wilayahnya lebih luas dari sekarang ini, cukup tentram dan makmur. Dibawah Mahapatih  Gajahmada dengan sumpah Palapa nya, Majapahit berhasil mempersatukan Nusantara dan cukup disegani di kawasan Asia. Bahkan saat itu, tidak satu bangsapun berani menjajah Nusantara. Namun setelah runtuhnya Majapahit, Nusantara mulai porak poranda, satu persatu wilayah Nusantara lepas dari genggaman {Kerajaan Islam Demak  tidak berpikir Nusantara lagi, lagi sibuk menumpas Kafir di Jawa}, Ironisnya lagi, selama 350 tahun bangsa ini dijajah orang asing seperti Portugal, Belanda dan Jepang {Penjajah pertama Arab, tidak punya AL}. Kemerdekaan 1945, hanya Beberapa bagian dari wilayah Nusantara yang dikuasai Majapahit. Padal pusat Kerajaan Majapahit berada dipuau jawa {Gara-gara Jawa dijajah Arab lainnya lepas} Selebihnya menjadi negara lain. Hingga reformasi Timtim semula bagian Indonesia lepas. Melalui Pameran Pusaka Warisan Majapahit, Gusti Sutawa yang juga Ketua Asiosasi Manajer Hotel se Kuta Berharap Bangsa ini rukun, dan segera berbenah" Tidak seperti sekarang, larut dalam konflik politik berkepanjangan hingga rakyat menderita. tuturnya. Putranata SST Par. MBA, Panitia yang juga pemilik Lake View Hotel menambahkan, Pameran Pusaka mengenang kembali Kejayaan Majapahit dan menelusuri kunci kunci sukses Zaman Kerajaan Majapahit yang berhasil mempersatukan Nusantara {Justru adat Arab merusak kunci persatuan}seperti Dinasty Qailendra dan Kertanegara sebagai Negara yang terpandang dikawasan Asia. Pameran Budaya ini, juga untuk memberikan kesempatan seluas luasnya bagi masyarakat Bali, untuk secara langsung melihat dari dekat berbagai Peninggalan Majapahit yang tersimpan di Trowulan Jawa Timur. Gede Sastrawan Ketua Yayasan Loka Brahmacarya yang juga panitia menjelaskan Pameran membentuk karakter anak anak bangsa dan melestarikan budaya yang diwariskan Nenek Moyang bansa Indonesia. Dulu bangsa ini bersatu[rusak kena arab yang tidak mau bersatu dengan kafir]  beratus ratus tahun. Runtuhnya persatuan karena ketidak mampuan mempertahankan Dharma Leluhur [islam tidak percaya Leluhur] Generasi muda hendaknya sadar mengembalikan Kehormatan bangsa yang diciptakan Leluhur juga mempertahankan jati diri bangsa secara berkesinambungan. Hyang Suryo pemilik Pusaka Warisan Majapahit menambahkan, Satu satunya daerah yang masih kental dengan pengaruh Kejayaan Majapahit adalah Bali, berbagai tradisi yang ada di Bali mencerminkan kejayaan Majapahit tempo dulu, berbagai cermin ke bhinekaan suku ras agama bisa bersatu hingga menjadi perhatian dunia, Adat Majapahit memang dilestarikan,{ tidak seperti di Trowulan yang oleh Adat Arab Pura Majapahit ditutup}ini tercermin dari Tempat Suci yang ada di Bali, terutama dikawasan Kintamani, Pelinggih di Pura Ulundanu, bukit Mentik dan Balingkang. di Pura ini terdapat Pelinggih untuk memuja Siwa Buda, Pelinggih itu berdampingan dan didalam satu kawasan, ini mencerminkan Leluhur kita menjunjung tinggi kebhinekaan, namun sekarang  banyak yang menjunjung tinggi kepentingan Kelompok [islam arab] yang memicu ancaman disintregrasi bangsa, Karena mereka melupakan Leluhurnya Majapahit {islam yang sulit karena tidak percaya Leluhur}mereka tidak berbakti sama Leluhurnya.tapi mencampak kannya,  Kasus BOM kuta merupakan pelajaran buat bangsa ini,  Bom yang meluluh lantakkan kuta imbasnya bulkan hanya Bali saja, tapi wilayah lain,  Ber Truk-Truk Kelapa, Janur dll dari jawa di tolak Bali, karena tidak ada yang beli gara gara parawisata macet. Pemboman juga agar kita lebih ingat pada Leluhur agar tidak dilupakan juga menurut Pandito Ratu ini, Penyadaran cinta Leluhur Balilah kuncinya, seraya mengingatkan Sumpah Sabdopalon yang akan kembali 500 tahun sejak keruntuhan Majapahit. Ditanya apakah tenggang waktu sudah berakhir? Hyang Suryo menyebutkan Ciri ciri Kedatangan Sadopalon Gunung meletus, Banjir bandang, gempa bumi dan tanah longsor yang terjadi dibekas Nusantara. ujarnya yakin. disalin kembali oleh Gusti Heker 29-09-2009. tambahan WARTA BALI 27 Februari 2003: PEGANGAN GAJAH MADA : Brojol Naga Raja, Menurut penglihatan batin Sesepuh Pura Majapahit Trowulan Hyang Suryo Wilotikto merupakan pegangan Mahapatih Gajahmada ketika Beliau telah Madeg Pandito [menjadi Pendeta] di Madakaeipura Bromo, Jawa Timur. Terbukti sampai saat ini dijumpai sejumlah prasasti keberadaan Gajahmada setelah Madeg Pandito disana. Naga Raja diambil dari simbol yang tertera dalam Keris pusaka tersebut Pendeta yang duduk diatas Naga. Naga simbol Kesatria dan Kependetaan, Keris Brojol Naga Raja diakui milik Patih Gajahmada. Hyang Suryo yakin drngan diistanakannya KerisPusaka Naga Raja Pegangan Mahapatih Gajahmada, maka Jagat Bali akan mengalami Kejayaan. Sepanjang untuk keselamatan Nusantara , saya tak mempermasalahkan. Tandas Hyang Suryo Wilotikto.

My Blog List

Text Widget

Text Widget